One

412 39 1
                                    

~Elvano Adhitama~

Seorang laki laki dengan tubuh tinggi dan badan tegap, berparas tampan tersenyum menundukkan kepala nya memberikan salam sopan pada dosen yang lewat.

Elvano adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan psikologi yang banyak dikagumi oleh junior nya karena sikap sopan dan ramah nya.

Para dosen pun sangat mengenalnya dan suka mengandalkan nya dalam banyak hal tentang riset penelitian karena memang Elvano adalah anak yang cerdas.

★★★★★★★

~Ervino Adhitama~

Sorak sorai ramai memenuhi lapangan sirkuit balapan liar yang suka diadakan para anggota geng motor anak anak orang kaya.

Motor motor mahal terlihat berjejer menikmati malam yang gemerlap.

Sedangkan beberapa motor sedang beradu kecepatan di arena balapan.

Mereka adalah anak anak orang kaya yang suka menghambur hambur kan uang, membayar polisi setempat untuk menutup mata akan aksi mereka.

Terlihat sosok laki laki berparas tampan dengan senyum sombongnya menatap arena balapan. Tubuhnya terlihat lebih tinggi dan bidang. Rahang nya lebih tegas memperlihatkan ekspresi yang siap melawan siapa saja.

Ervino, adik kembar Elvano. Mereka adalah saudara kembar yang berbeda watak dan pribadi.

Ervino adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik mesin. Ia dikenal sebagai senior yang kasar dan suka membully junior nya. Semua dosen mengenalnya. Dan semua junior segan dan takut pada nya.

★★★★★★★

Rumah bergaya modern minimalis itu terdiri dari 3 lantai yang tidak terlalu besar.

Lantai terbawah adalah carpot, lantai kedua adalah ruang tamu, kamar orangtua dan dapur model minimalis terbuka yang terhubung dengan ruang tamu, lantai ketiga adalah 2 kamar tidak terlalu besar milik Elvan dan Ervin.

Jam menunjukan pukul 02.25 dini hari. Seorang laki laki paruh baya berperawakan tegas duduk dengan teguh di ruang tamu.

Bima Adhitama. Papa dari Elvano dan Ervino. Ia adalah seorang konsultan hukum. Bima sangat tidak menyukai hal yang bertentangan dengan kedisiplinan. Ia tegas dan bahkan bisa melakukan kekerasan jika baginya dirasa perlu untuk mendisiplinkan anak nya.

Pintu rumah terbuka pelan. Terlihat sosok tinggi berbadan tegap itu masuk membawa helm kesayangan nya.

Ervino melihat papah nya sudah menatap tajam ke arahnya. Seperti sudah siap akan mengeluarkan amarah nya.

"Darimana kamu?" Tanya dingin Bima.

"Ada tugas kampus" Jawab cuek Ervino.

"Kamu pikir papa bakal percaya?!" Marah Bima dengan nada yang sudah mulai meninggi.

Ervino memalingkan wajahnya tak mau mengaku.

"Sini kamu!!" Tarik Bima kasar ke dalam kamar mandi.

"Anak gatau diuntung! Dikasih uang tapi malah buat berfoya foya!!" Marah Bima mendorong Ervino kasar ke lantai kamar mandi yang basah.

Ervino tak berani melawan. Baginya papah nya sangat menakutkan. Sejak kecil ia sudah biasa diperlakukan kasar.

"Kamu cuma bisa malu maluin!!" Bentak Bima mulai menyiram kasar Ervino dengan seember air yang sangat dingin karena sudah lama didiemin.

Lalu melempar ember kosong itu ke tubuh Ervino.

Setelah puas melampiaskan amarahnya, Bima keluar dan mengunci pintu kamar mandi. Lalu mematikan lampu dari luar.

Dalam GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang