Six

114 17 0
                                    

Ervino buru buru menelpon ambulans. Ia merengkuh tubuh yang melemas itu erat.

"Enngg... Hhh.. " Erangan yang sekuat tenaga ditahan oleh Elvano oun terdengar.

Tanganya meremas kuat dadanya yang membuatnya tak bisa bernafas. Pandangannya mulai kabur.

Ervino merengkuh Elvano semakin erat ke dalam pelukannya.

"Jangan takutin gue! Kemana sok kuat lo kaya biasanya!" Ketus Ervino dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.

Elvano terlihat mulai kesulitan bernafas. Ervino semakin kalang kabut ketakutan.

"Vano!... Jangan! Cuma lo yang gue punya!!.. Lo, harus kuat. Seenggaknya buat gue" Tangis Ervino pun pecah.

Ambulans datang. Para tenaga medis dengan sigap memasukkan Elvano ke ambulan lalu melaju dengan cepat ke rumah sakit sambil memberikan pertolongan pada serangan jantung Elvano.

Elvino duduk lemas di dalam ambulans melihat orang yang dia benci. Oh bukan. Ternyata orang yang paling ia pedulikan sedang berjuang untuk hidup.

★★★★★★★

"Sean, lo darimana? Kita semua nungguin lo" Tanya salah satu teman geng motornya.

"Si Ervin ga bakal dateng buat lawan gue malem ini" Jawab Sean.

Rafan mendekat dengan cepat.

"Lo ribut sama Ervin?" Tanya Rafan panik

"Kagak. Tenang aja. Tadi gue liat dia dari jauh dijalan sama orang yang mirip dia dibawa ambulans."

"Elvano?" Panik Rafan

"Oh nama kembarannya Elvano"

"Ambulans rs mana?"

"Rumah sakit bokap lo"

Rafan langsung menyalakan motornya dan melaju dengan cepat tanpa pamit.

★★★★★★★

Ervino tertidur dengan kepala diatas tumpukan kedua tangannya di samping Elvano. Ini sudah malam kedua dia rumah sakit. Tapi Elvano tak kunjung sadar.

Terdengar suara pintu kamar ruangan Elvano terbuka kasar. Ervin terasa sangat lelah untuk melihat siapa yang masuk dengan begitu kasar.

Ia sudah bisa menebak itu adalah papah nya.

"Ikut papah pulang!" Tarik papah nya kasar.

Ervino yang kaget pun berdiri cepat dan melepaskan cengkraman tangan papahnya.

"Mamah kamu udah gugat cerai papah! Sekarang kamu ikut papah pulang!"

"Tapi, Elvano belum bangun"

"Elvano, ikut mamah." Suara Risa yang baru saja masuk.

Ervino menatap heran kedua orang tua nya. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus disaat dia ga bisa berbuat apa apa.

"Seenggaknya tunggu sampe Elvano bangun.. " Lirih Ervino menunduk dalam.

Risa mendekat pada Ervino yang berdiri menunduk menutupi ekspresi kecewanya.

"Kamu pulang dulu sama papah.. Dokter bilang, kondisi Elvano membutuhkan perawatan lebih lanjut. Jadi besok mamah bakal bawa Elvano ke RS jantung... "

Ervino  menggeleng cepat karena tak mau meninggalkan Elvano. Mata nya memerah.

"Ervin! Ayo pulang"

"NGGAK PAH!!" Bentakan itu sukses membuat kedua orang tua nya diam.

"Kalo papah sama mamah cerai. Yaudah cerai aja. Kenapa harus pisahin Ervin sama Vano juga?" Lirih nya kecewa.

Dalam GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang