Four

221 25 0
                                    

Suara-suara dari motor motor mahal itu terdengar melambung memenuhi sirkuit arena balapan khusus.

Terlihat jelas mereka semua adalah anak kalangan kelas atas. Pakaian, sepatu hingga motor dan mobil yang berjajar terlihat sangat mahal dan mengkilap.

Jangan tanya kenapa Ervino bisa masuk perkumpulan geng motor anak-anak orang kaya. Karena Ervino pun sebenarnya anak berpengaruh. Bakatnya dalam balapan, belum ada yang bisa menyainginya. Dia pun anak konsultan hukum ternama yang biasa dikenal orang tua orang tua berpengaruh.

"Vin, lo main abis ini sama anak baru." Ucap Key.

"Anak mana?"

"Bawaan geng nya Rafan. Jadi lo jangan macem macem sama dia. Bisa gawat kita!" Ucap tegas Key mengingatkan.

Ervino mengangguk mengerti.

★★★★★★★

Elvano sedang berebahan malas sambil bermain hp. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Tapi lagi lagi Ervino belum juga pulang.

"Oh iya, katanya Ervin mau ngambilin obat. Udah belum ya?" Gumam Elvano sendiri lalu bangkit.

Ia menaruh hp nya di kasur begitu saja lalu menuju kamar Ervino.

Kamar yang kosong itu terlihat masih rapi dan barang yang tertata dengan baik.

Elvano mencari di meja belajar Ervin.

"Apa belum diambil ya?" Gumam Elvano.

"ERVINO!!" Teriak Kasar Bima marah.

Elvano menengok. Sosok Bima yang biasanya galak masih terlihat jelas walau sedang mabuk.

Bima terlihat baru pulang kerja tapi bau alkohol sangat tercium kuat dari tubuh Bima.

"Papa minum minum?" Tanya Elvano khawatir.

"GAUSAH SOK KHAWATIR KAMU ERVINO!! Gara gara kamu!! Gara gara kamu perempuan itu ga pulang pulang!!"

"Pah"

Elvano ditarik kasar menuruni tangga dengan cepat.

Bima membuka kamar mandi tamu dan membanting Elvano ke lantai yang dingin itu.

"Ah!! Nanti sodara kamu bukain kunci kamu lagi kalau disini!" Ketus Bima lalu menarik tangan Elvano untuk bangkit dan menariknya terus hingga ke kamar mandi di kamar Bima.

"KENAPA DIEM AJA?? Mana sifat pembangkang kamu itu!!" Bentak Bima lalu membanting Elvano lagi ke lantai kamar mandi Bima.

Bima mengambil gayung kamar mandi nya dan mulai menyiram Elvano.

"Kamu sama saja dengan perempuan itu!! Ga pernah dengerin papa!!"

Marahnya lalu menyiram lagi.

"Paah.."

Plak

"Siapa yang suruh kamu ngomong!!"

Elvano menahan dirinya. Panas karena tamparan dipipinya terasa sangat jelas walau tubuhnya mulai kedinginan karena basah.

"Kenapa perempuan itu ga pernah lihat papa?!!"

Marah Bima masih terus menyiram Elvano.

"Dan kalian!! Kenapa kalian ga bisa ngerti??!!"

Air di bak mandi besar itu sudah habis. Bima yang marah melempar gayung asal ke tembok.

Bima keluar dari kamar mandi, mematikan lampu lalu mengunci kamar mandi nya. Bima enggan tidur di kasur kamar nya. Ia keluar dari kamar nya dan setelah lelah karena marah, ia pun merebahkan tubuhnya di sofa panjang ruang tamu.

Dalam GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang