Aku terbangun ketika suara kicauan burung sedikit mengusik telingaku, alarm ku berbunyi. jam menunjukan pukul tujuh pagi. aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar mandi. bersenandung membuat hatiku merasa senang saat mandi, apalagi jika aku mempunyai speker dan memutar keras keras lagu di kamar mandi. pasti rasanya mantep banget.
aku keluar sembari mengelap seluruh badanku dengan handuk. kulihat diriku di balik pantulan kaca di lemari tempat biasa aku mengambil baju. sangat sexy... aku melihat kontolku sedikit naik, tidak besar tapi lumayan panjang. entah kenapa, tiba tiba saja, aku memikirkan mas azmi.
memandangi tubuhnya atau berimajinasi tentang dia yang tiba tiba ingin memperkosaku membuat darahku sedikit naik. ahhh, aku sange...
aku memegang kepalaku. pikiran kotor ini sangat ingin membuatku resah.
saat ini aku sedang duduk di pelataran kosan dan menunggu jemputan motor datang. aku berpikir bahwa setelah aku pulang kerja nanti, aku akan menemui mas azmi di rumah sakit... maksudku mas fikri di rumah sakit.
siang ini udara begitu panas dan juga lembap. jam menunjukan pukul dua siang. aku membereskan semua peralatan kerjaku dan membuka hp untuk asbsen. sungguh pekerjaan yang menguras otak. aku keluar dari gedung untuk menunggu ojek onlineku seperti biasa.
di perjalanan aku terkejut ketika seorang anak laki laki tiba tiba menelponku. Aku sedikit menggaruk kepalaku yang tidak gatal, Damar menelponku.
"mas dimas... apa benar mas fikri kecelakaan?" tanya Damar penasaran.
Aku menghela nafas...dari mana damar tau? Sedikit timbul banyak pertanyaan di kepalaku.
"Pihak rumah sakit nelpon ayahnya mas fikri dan kebetulan aku lagi beli rokok..." jelas damar kepadaku...
Aku menjelaskan semuanya ke damar... tentang bagaimana aku bertemu dengan mas fikri di jakarta sampe dia kecelakaan.
"Aku berangkat ke jakarta sekarang ya mas..." jelas damar kepadaku lalu menutup telepon.
"ohh iya, nanti aku tidur dirumah mas dimas ya" lanjut damar memberikan sebuah pesan chat kepadaku.
Aku menutup hpku, sungguh aku sangat kesal. 'Damar setelah tiga tahun kira kira dia gimana ya...' pikirku bertanya tanya.
Di rumah sakit, ternyata mas fikri telah pindah keruangan rawat inap. aku membuka pintu setelah suster menuntunku kearah ruangan mas fikri.
"Sudah bangun?" panggilku ke seorang laki laki di dalam.
Aku melihat pemuda itu sedang asik memainkan handphonennya. dia seperti tidak menyadari kehadiranku disini.
"mas fikri,,," panggilku lagi.
"Dim? bagaimana bisa kamu ada disini" Mas fikri terkejut...
aku melihat mas fikri sedang memandangiku.
"Gimana keadaanmu?" tanyaku penasaran.
"Baik..."
Mas Fikri menyuruhku duduk di sebelahnya. memandang wajah mas fikri, membuatku sedikit mengingat masa masa singkat bersamanya. Kenapa wajah sepolos dan setenang mas fikri bisa membuat sebuah luka yang sangat hebat.
"maaf ya..." mas fikri menyesali perbuatannya.
Aku menggelengkan kepalaku. lagian itu cerita lama, aku tidak terlalu memikirkannya.
Detik terus berjalan, hingga tidak kusadari sudah beberapa jam aku bersama mas fikri di ruangan ini. aku terkejut ketika pintu ruangan mas fikri terbuka dan menampilkan lima sosok yang sangat aku kenal.
#ILUSTRASI ( EKO HERMAWAN )
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mine
Fiksi Remaja"Aku rindu..." Note: Sebelum baca ini dipersilahkan baca "Aku dan nafsu pemuda kampung"