HAPPY READING 💐💐💐
٭
٭
٭"AAAAAA"
Suara yang begitu menggelegar mengisi keheningan di dalam kelas,perempuan itu kini menjadi pusat perhatian seisi ruangan.
"kesurupan hantu perpus kali tu anak" celetuk Satria yang merasa aneh ketika melihat tingkah temannya yang satu itu.
"helooww,gue denger ya sat,inituh lagi aduhh bahagia deh pokonyaa" dengan nada centilnya dia duduk dengan wajah berseri-seri.
"GILAAKKK!Ganteng banget ahh" sedikit teriakan itu mampu membuat orang disekitarnya menggelengkan kepala.
Satria yang memang terlahir menjadi manusia kepoan,langsung mendekat dan bertanya "Ketemu siapa emang?".
"Nah itu dia,gue gatau namanya njir,tadi gue lari gitu aja hehehe" ucapnya sambil menunjukan deretan giginya.
"Oh iya,kok gurunya belum masuk juga?" tanya Indi.
"Biasa,gurunya mau pada urusin berkas anak baru,jadi jam pelajaran ketiga ini,kita jamkos say" jawaban yang di akhiri dengan suara yang dilembut-lembutkan.
"Anjaiii, bakalan gabut nih kita"prediksi Indi ternyata salah,ketua kelas mereka datang dengan membawa info yang cukup menjengkelkan.
"Coyy, ada tugas mapel sejarah,disuruh rangkum dari halaman 27 sampe halaman 45, dikumpulin nanti jam pelajaran terakhir" info yang cukup menguras tenaga,bahkan mengerjakan saja belum tapi sudah merasa lelah.
"Gila ya! Banyak banget itu" ujar anak kelas frustasi mendengar tugas yang sangat banyak itu"Udeh elah jangan banyak bacot mendung kerjain sekarang! Nanti kumpulin ke gue" ujar ketua kelas tanpa mendengarkan protesan teman sekelasnya itu
Mereka belajar begitu khidmat meskipun dengan keluhan dan hembusan nafas berat, akhirnya mereka semua selesai dengan tugasnya masing-masing.
"Akhirnya selesai juga, buset tu guru gak ngotak apa ngasih tugas bejibun begitu" ujar Indi sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Indi menolehkan kepalanya ke samping.
"Eh udah beres blm?" tanya Indi
"Belom semua anjir! Mager banget gw buat ngerjain ntar ajalah masih banyak waktu ini" ucap seseorang yang ditanya itu.
"Yeee, yaudh kantin aja yok laper gue."
"Gasss lah ajakin yang lain juga" ujar Lia. Indi pun berdiri dari bangkunya dan menuju meja temannya yang lain
"Mil kantin gak."Mila yang di panggil pun melihat kearah indi dan langsung berdiri sambil merapihkan bajunya
"Ayo"
"Ikut dong hehehe~" seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka sambil tersenyum lebar.
Indi dan mila yang mendengar itu pun saling pandang.
"Yaudah ayo"
Akhirnya mereka berempat pun berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
* * *
Zeana baru saja keluar dari ruang osis setelah melakukan rapat bersama yang lain, Ia pun melanjutkannya langkah nya menuju kelasnya yang lumayan jauh dari ruang osis.
Saat sedang berjalan dan melihat kelas lain yang sedang dalam kegiatan belajar, ketika akan berbelok ke arah kelasnya ia menghentikan jalannya saat melihat pemandangan didepan matanya.
"Kenapa harus lewat sini sih" lirih nya saat melihat tak jauh dari tempat nya seseorang sedang bermesraan dengan kekasihnya.
Zeana pun langsung bersembunyi dibalik tembok sambil menahan tangisannya, sepasang kekasih itu menolehkan kepalanya saat merasakan keberadaan orang lain, tidak ada siapa-siapa mungkin hanya perasaan mereka saja dan kembali melanjutkan kegiatannya.
Zeana yang tak mau melihat hal itu langsung berlari menaiki tangga sambil menghapus air mata yang sedari tadi terus mengalir di pipinya.
"Goblok! Kenapa harus liat hal senyakitin itu sih, sakit banget" ujar nya sambil menaiki tangga menuju rooftop.
Sedangkan di rooftop sekolah, laki-laki dengan baju urakan tengah mengapit sebatang rokok dengan tenang.
BRAKK
Segerombolan orang datang dengan niat yang mudah di tebak.
"Ck, kebiasaan banget lo pada ganggu ketenangan gw" cecarnya sembari terus menyesap rokok yang diapit pada kedua jarinya
"Songong banget lo anjing! udah tengil gak punya attitude pula"cecar salah satunya.
"Gue? gak punya attitude? ga salah lo ngomong gitu" berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju segerombolan pentolan.
Namun aksi mereka terhenti ketika suara pintu rooftop dibuka dengan kasar menampakkan perempuan dengan mata sembabnya.
"Mampus kita!" ketua pentolan tersebut cukup takut dengan wakil OSIS di sekolahnya.
Dengan kesadaran yang kembali, Zeana menyoroti satu persatu manusia yang ada di depannya dengan tangan menyilang di depan dadanya.
"Bagus banget ya disaat yang lain sibuk pembelajaran dikelas, lo pada malah disini?" cukup sudah kata-kata itu mampu mengintimidasi orang-orang didepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIDE 5 OF LIFE
Novela Juvenil"ketika kehidupan yang berbeda-beda saling berdampingan,akankah berakhir dengan kemenangan atau bahkan kematian?" 5 perempuan yang tangguh dengan kisah cinta mereka yang tidak sesuai keinginan mereka. Saling menguatkan, memberi saran namun sendirin...