Bab 2

5 4 0
                                    

Pagi hari setelah pertemuan di festival, Hana bangun dengan perasaan yang campur aduk. Ada kehangatan yang masih tersisa dari malam itu, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasa antusias untuk menjalani harinya. Sejak peristiwa tragis yang menimpa orang tuanya, Hana telah kehilangan semangat untuk melakukan banyak hal, tapi sesuatu tentang Riku dan pertemuan mereka di festival membawa cahaya baru dalam hidupnya.

Saat bersiap untuk keluar rumah, Hana memutuskan untuk kembali ke festival malam nanti. Ada perasaan tak terjelaskan yang menariknya ke sana, seakan-akan festival itu menyimpan lebih banyak jawaban daripada sekadar hiburan. Dan tentu saja, ada harapan bahwa ia akan bertemu Riku lagi.

Sore harinya, Hana memutuskan untuk berkunjung ke toko buku tempat dia biasa menghabiskan waktu. Sejak kecil, buku adalah pelariannya dari kenyataan, dan di antara rak-rak yang penuh dengan cerita, dia selalu menemukan kenyamanan. Kali ini, dia berjalan ke bagian buku fotografi, teringat akan kamera Riku dan cara dia berbicara dengan penuh semangat tentang dunia di balik lensa.

Ketika dia menelusuri rak, matanya tertumbuk pada sebuah buku fotografi lama dengan judul Kenangan di Balik Lensa. Buku itu terlihat sudah usang dengan sampul yang agak pudar, tetapi gambar di depannya-sebuah pemandangan festival dengan lampion berterbangan di malam hari-menarik perhatian Hana. Dia mengambilnya dari rak dan mulai membolak-balik halamannya, setiap foto di dalamnya membawa suasana nostalgia dan emosi yang mendalam.

"Buku itu bagus, ya?" suara seorang pria tiba-tiba menyapanya dari samping.

Hana menoleh dan melihat seorang pria paruh baya berdiri di dekatnya. Wajahnya tampak ramah, dan dia tersenyum lembut saat melihat Hana memegang buku tersebut.

"Iya," jawab Hana sambil tersenyum kembali. "Foto-foto di dalamnya benar-benar indah."

Pria itu mengangguk. "Fotografernya adalah salah satu yang terbaik pada masanya. Dia bisa menangkap momen-momen kecil yang biasanya terlewatkan oleh orang lain. Mungkin itulah yang membuat foto-fotonya terasa hidup."

Hana merasa ada sesuatu yang familiar dalam cara pria itu berbicara. "Apakah Anda mengenal fotografernya?" tanyanya penasaran.

Pria itu tersenyum sedikit lebih lebar, tampak seperti menahan tawa kecil. "Bisa dibilang begitu. Fotografer itu adalah ayahku."

Jawaban itu mengejutkan Hana. "Oh, maaf, saya tidak tahu..."

"Tidak apa-apa," jawab pria itu sambil melambaikan tangan seolah tak masalah. "Ayah saya memang sudah lama meninggal. Buku itu adalah salah satu karya terakhirnya sebelum dia jatuh sakit. Dia selalu menyukai festival dan lampion-menganggapnya sebagai simbol harapan dan kebahagiaan."

Kata-kata itu seolah menyentuh hati Hana. Dia berpikir tentang Riku dan percakapannya tentang fotografi sebagai cara untuk tetap terhubung dengan kenangan ayahnya. Mungkinkah ada hubungan antara pria ini dengan Riku? Namun, dia tidak berani langsung bertanya.

Setelah berterima kasih kepada pria itu atas informasinya, Hana membeli buku tersebut dan meninggalkan toko dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ia merasa seolah sedang menelusuri jejak yang tidak disengaja, tapi ada bagian dalam dirinya yang mengatakan bahwa semua ini bukan kebetulan. Saat malam tiba, dia kembali ke festival, berharap untuk menemukan jawaban lebih lanjut.

Di festival, suasananya masih sama meriah seperti malam sebelumnya. Hana berjalan di antara stand-stand, memperhatikan orang-orang yang tertawa dan bercanda, merasakan kegembiraan yang memenuhi udara. Lampion-lampion masih menghiasi langit, dan musik tradisional Jepang yang dimainkan oleh para musisi jalanan menambah suasana magis malam itu.

Hana menoleh ke arah taman tempat ia dan Riku menghabiskan waktu semalam, namun kali ini Riku tidak tampak di sana. Perasaan kecewa sedikit menyelinap, tapi dia tetap berjalan menuju taman, seolah berharap Riku akan muncul dari balik keramaian. Ketika ia sampai di tepi kolam, yang dilihatnya hanya pantulan lampion di permukaan air.

Lampion Cinta [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang