Bab 7

2 1 0
                                    

Setelah malam festival yang penuh emosional, kehidupan Hana dan Riku berangsur-angsur menjadi lebih tenang. Namun, di balik ketenangan itu, ada semacam gairah baru yang perlahan tumbuh di antara mereka. Keputusan Hana untuk bersama Riku bukan hanya sekadar pilihan di tengah festival, melainkan awal dari perjalanan baru yang dipenuhi harapan dan ketidakpastian.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Hubungan mereka semakin erat, dan Hana merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Riku, dengan sikapnya yang penuh perhatian dan jiwa petualang, mampu membuat Hana merasa hidup dan dihargai. Mereka menghabiskan waktu bersama untuk menjelajahi tempat-tempat baru di sekitar kota, menikmati makanan yang belum pernah mereka coba, serta mencoba hal-hal sederhana yang membuat mereka semakin dekat.

Namun, meski semua tampak berjalan baik, Hana masih menyimpan sisa-sisa rasa bersalah di hatinya. Rasa bersalah yang muncul setiap kali ia melihat kenangan masa lalu bersama Yuki. Ia tidak bisa sepenuhnya melupakan kenangan tersebut, dan kadang-kadang terbersit pikiran apakah keputusannya sudah benar-benar tepat. Apakah ia benar-benar siap meninggalkan Yuki, atau ada bagian dari dirinya yang masih terjebak dalam bayangan masa lalu?

Suatu sore, ketika Hana dan Riku sedang duduk di kafe favorit mereka, Hana memberanikan diri untuk membuka topik yang sudah lama mengganggunya. "Riku, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," katanya, suaranya sedikit bergetar.

Riku menaruh cangkir kopinya dan memandang Hana dengan penuh perhatian. "Tentu, Hana. Ada apa?"

Hana menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku tahu kita telah banyak melewati hal-hal indah bersama, tapi... kadang aku masih memikirkan tentang Yuki. Aku tahu ini mungkin terdengar tidak adil bagimu, dan aku benar-benar ingin melupakan masa lalu, tapi ada saat-saat di mana bayangan tentang kami berdua masih menghantuiku."

Riku terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut. "Hana, aku mengerti. Masa lalu adalah bagian dari diri kita, dan tidak mungkin untuk benar-benar melupakannya. Yang penting adalah bagaimana kita memilih untuk melangkah ke depan. Aku tahu Yuki pernah menjadi bagian besar dalam hidupmu, dan aku tidak mengharapkanmu untuk melupakan itu semua hanya karena kita bersama sekarang."

Hana merasa air mata menggenang di pelupuk matanya. "Kau benar-benar tidak marah?" tanyanya, suaranya serak.

Riku menggeleng pelan. "Tidak, Hana. Aku mencintaimu apa adanya, termasuk dengan semua bagian dari dirimu yang masih bergelut dengan masa lalu. Aku tidak ingin kau merasa terbebani untuk menghapus kenangan itu. Aku hanya berharap, seiring berjalannya waktu, kita bisa membuat kenangan baru bersama, yang lebih berarti."

Hana merasakan rasa lega yang luar biasa membanjiri dirinya. Kata-kata Riku memberikan ketenangan yang ia butuhkan. Ia tahu bahwa ia telah memilih seseorang yang bisa mengerti dirinya sepenuhnya, tanpa mencoba mengubah atau menghapus bagian mana pun dari hidupnya.

Hari-hari berlalu dengan penuh warna, dan musim berganti dengan cepat. Keadaan kota berubah menjadi lebih sejuk, dan daun-daun di pepohonan mulai menguning. Hana dan Riku kerap menghabiskan waktu bersama, menikmati cuaca yang lebih dingin di taman kota. Pada suatu hari di akhir pekan, Riku mengusulkan sesuatu yang mengejutkan.

"Hana, aku punya ide," kata Riku sambil menarik tangan Hana saat mereka berjalan di sepanjang jalan setapak yang dipenuhi daun-daun berguguran. "Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan singkat? Kita bisa pergi ke tempat yang agak jauh dari kota, untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas. Bagaimana menurutmu?"

Hana terkejut namun tertarik dengan gagasan tersebut. "Kau punya tempat tertentu dalam pikiranmu?"

Riku mengangguk. "Ada sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan dan udara yang sangat segar. Aku pernah pergi ke sana beberapa tahun lalu, dan aku rasa kau akan menyukainya. Kita bisa menghabiskan akhir pekan di sana, menikmati keindahan alam dan menghilangkan stres."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lampion Cinta [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang