Bab 3

3 4 0
                                    

Setelah malam yang penuh makna itu, Hana dan Riku semakin sering bertemu di festival. Mereka menjadikan festival lampion sebagai tempat favorit untuk berbagi cerita, dan setiap momen yang dihabiskan bersama seolah mempererat ikatan mereka. Meski keduanya tidak secara eksplisit membicarakan perasaan mereka, ada sesuatu yang berubah dalam cara mereka memandang satu sama lain. Rasa keakraban yang tumbuh perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih mendalam-sebuah ikatan emosional yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Pada suatu sore, Hana memutuskan untuk kembali ke toko buku tempat dia pertama kali menemukan foto ayah Riku. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengetahui lebih banyak tentang masa lalu keluarga Riku, terutama tentang ayahnya yang tampaknya memiliki pengaruh besar dalam hidup Riku. Sesampainya di sana, dia mencari buku-buku fotografi lain karya ayah Riku, berharap menemukan lebih banyak petunjuk tentang kenangan-kenangan yang selama ini dirahasiakan.

Saat membolak-balik halaman sebuah buku, Hana menemukan serangkaian foto dari festival lampion tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa gambar yang menampilkan suasana khas festival-lampion yang diterbangkan ke langit, wajah-wajah penuh harapan, dan pemandangan malam yang dipenuhi cahaya lembut. Namun, yang menarik perhatian Hana adalah sebuah foto yang menunjukkan sepasang suami istri muda berdiri di depan sebuah lampion besar. Di belakang mereka, tampak lampion-lampion lain yang beterbangan. Pria di foto itu adalah ayah Riku, dan perempuan di sampingnya memiliki senyum yang mirip dengan Riku.

Hana merasa tersentuh melihat foto tersebut. Ia dapat merasakan cinta yang terpancar dari cara pasangan itu saling memandang. Namun, ada sesuatu yang membuat Hana penasaran. Mengapa foto ini begitu penting sehingga dijadikan bagian dari buku fotografi? Apakah ada cerita yang lebih dalam di baliknya? Saat ia mencoba membaca catatan kecil di bawah foto tersebut, seorang pria paruh baya mendekatinya-pria yang sama yang dia temui sebelumnya, kakak Riku.

"Kamu kembali lagi," kata pria itu dengan senyum ramah.

Hana tersenyum dan mengangguk. "Iya, ada sesuatu tentang foto-foto ini yang membuat saya ingin tahu lebih banyak."

Pria itu melihat foto yang dipegang Hana. "Itu adalah salah satu kenangan terakhir yang diabadikan ayah sebelum ibu kami meninggal. Mereka datang ke festival untuk terakhir kalinya bersama-sama. Setelah ibu meninggal, ayah terus datang ke sini setiap tahun, mengambil foto dan menulis catatan tentang setiap kunjungan."

Hana menatap pria itu dengan rasa simpati. "Apakah itu sebabnya Riku merasa terikat dengan festival ini?" tanyanya.

"Sebagian besar, iya..." jawab pria itu. "Riku dan ayah sangat dekat. Mereka berdua mencintai fotografi, dan festival ini menjadi semacam ritual bagi mereka. Namun setelah ayah meninggal, Riku mulai menjauh. Dia merasa seolah-olah setiap kali datang ke festival, dia harus menghadapi kenangan lama yang menyakitkan. Itu sebabnya dia sempat berhenti datang ke sini selama beberapa tahun."

Penjelasan itu membuat Hana semakin memahami alasan di balik sikap Riku. Dia mulai menyadari bahwa di balik sifatnya yang tertutup, ada luka yang belum sembuh. Festival ini tidak hanya menjadi tempat untuk merayakan kenangan indah, tetapi juga menjadi tempat di mana Riku harus menghadapi kenyataan kehilangan.

Saat Hana meninggalkan toko buku, pikirannya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Dia ingin berbicara dengan Riku tentang foto itu, tetapi dia tahu bahwa ini adalah topik yang sensitif. Hana harus berhati-hati agar tidak menyakiti perasaan Riku atau memaksanya mengingat hal-hal yang sulit.

Beberapa hari kemudian, mereka kembali bertemu di festival. Malam itu, suasana festival terasa sedikit berbeda karena ada pertunjukan tari tradisional di panggung utama. Hana dan Riku duduk di depan panggung, menikmati gerakan anggun para penari yang mengikuti irama musik. Namun, Hana tidak bisa sepenuhnya fokus pada pertunjukan. Pikirannya terus mengembara ke foto di toko buku dan cerita di baliknya.

Lampion Cinta [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang