Xiao Lin mendesah pelan setelah memeriksa tumpukan laporan yang terus bertambah di mejanya. Setiap halaman yang dibaca semakin membuatnya merasa terbebani.
"Yang Mulia, apakah Anda ingin saya menyiapkan tempat tidur sekarang?" tanya Kasim Yuan Zhen, yang mendekat setelah melihat ekspresi lelah di wajah tuannya.
Xiao Lin memandang keluar jendela. Langit yang tadinya biru cerah sudah lama digantikan oleh kegelapan malam. Entah sejak kapan malam tiba, ia begitu terbenam dalam pekerjaannya hingga waktu berlalu tanpa disadarinya. Tatapannya kembali jatuh pada buku-buku dan dokumen yang menumpuk di hadapannya, seolah mengingatkannya pada sebuah janji.
"Tidak, aku ingin keluar sejenak. Tidak perlu membawa banyak orang," jawabnya dengan nada datar.
Kasim Yuan Zhen mengangguk pelan, tanpa banyak kata. Dia segera mengikuti di belakang Xiao Lin. Xiao Lin memilih jalan menuju perpustakaan. Jalan itu lebih sepi dibandingkan jalan lainnya, karena jarang ada orang yang berkunjung ke perpustakaan, apalagi di malam hari. Tempat itu terasa sunyi, hanya ada suara langkah kaki mereka yang bergaung di antara tembok-tembok yang tinggi.
"Kau tidak perlu menemaniku lama-lama, Kasim Yuan. Aku hanya ingin mencari ketenangan," ucap Xiao Lin dengan suara lembut.
"Baik, Yang Mulia. Saya akan menunggu di luar," jawab Kasim Yuan Zhen, menundukkan kepala sebelum berbalik perlahan dan meninggalkan Xiao Lin sendirian.
Xiao Lin masuk ke dalam, merasakan kehangatan ruangan yang penuh dengan aroma kayu dan buku-buku yang telah lama tersimpan. Di sudut ruangan, sebuah lilin menyala, memancarkan cahaya lembut yang menerangi rak-rak penuh dengan buku. Ia berjalan perlahan, membiarkan suasana sunyi perpustakaan membawa kedamaian.
Ketika ia melewati deretan buku-buku tua, pandangannya tertuju pada sebuah sosok yang duduk di sudut perpustakaan, di dekat jendela besar. Cahaya lilin tidak cukup terang untuk menampilkan dengan jelas siapa yang ada di sana, tapi ia mengenali siluetnya.
Xiao Lin berhenti sejenak, memandang ke arah Luo Yunxi yang tampak tenggelam dalam membaca sebuah buku tebal di tangannya. Beberapa helai rambut halusnya yang panjang sedikit tersentuh oleh angin malam yang menyusup masuk dari celah jendela.
Xiao Lin melangkah mendekat dengan hati-hati, menyadari bahwa keputusannya untuk datang bukanlah sebuah kesalahan. Ada rasa lega dalam hatinya, bahwa ia memilih untuk menepati janji, tidak membiarkan Luo Yunxi menunggu dan akhirnya kecewa.
Luo Yunxi menoleh perlahan, "Yang Mulia," sapanya dengan sopan, lalu menutup bukunya perlahan dan berdiri.
Xiao Lin tersenyum kecil, matanya menatap langsung pada Luo Yunxi yang kini berdiri di hadapannya. "Tidak usah terlalu formal," ujarnya dengan nada santai. "Tidak ada orang lain di sini selain kita, jadi tidak perlu memanggilku seperti itu."
"Apa yang kau baca?" tanya Xiao Lin, mendekati meja tempat Luo Yunxi duduk tadi, matanya melirik ke arah buku yang tergeletak di atas meja.
"Sejarah kerajaan dan... beberapa catatan lama," jawab Luo Yunxi dengan suara lembut.
Xiao Lin duduk di hadapan Luo Yunxi, menatapnya dengan tatapan penuh minat. "Kau selalu membuatku penasaran. Apa yang sebenarnya membuatmu betah di tempat ini sendirian?"
Luo Yunxi menggelengkan kepalanya, senyum tipis muncul di wajahnya. "Aku hanya menunggumu, bukan karena aku betah sendirian."
Xiao Lin tersenyum tipis, nada suaranya lebih santai. "Begitu? Kupikir kau akan lebih memilih tempat lain daripada duduk di sini sendirian."
Luo Yunxi mengangkat bahu, matanya berbinar sedikit menantang. "Jangan salah paham. Aku tidak suka menunggu terlalu lama. Kau hampir membuatku pergi."
Xiao Lin terkekeh pelan, menatap Luo Yunxi dengan rasa penasaran. "Tepat waktu memang bukan keahlianku. Tapi, aku yakin, meskipun telat, kau takkan benar-benar pergi, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenikmatan (Transmigrasi Cepat)
FanfictionLuo Yunxi, seorang pemuda biasa yang bekerja sebagai karyawan perusahaan, menjalani kehidupannya seperti kebanyakan orang. Namun, segalanya berubah ketika tiba-tiba sebuah benda aneh yang disebut sebagai "sistem" muncul di hadapannya dalam situasi y...