BAB 23√

507 68 118
                                    

Rajin banget gue 🙄AWAS AJA KALO GAK DAPET FEEDBACK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rajin banget gue 🙄
AWAS AJA KALO GAK DAPET FEEDBACK!

KOMEN KELEN!
KOMENNN!!!
.
.
.

Dary berlari di lorong rumah sakit dengan membawa tubuh Kenzie dalam gendongan. Terlalu panik sampai tak terpikir menghubungi Ibunya lebih dulu.

Perempuan Alpha itu langsung menerobos masuk ke ruang periksa milik Ibunya yang masih ada pasien di dalam sana.

"Dia tiba-tiba pingsan dan mengeluarkan darah dari hidung." Adunya pada sang ibu.

Dr. Anna melanjutkan pemeriksaan pada pasiennya lebih dulu, kemudian dengan tenang memeriksa keadaan Kenzie.

Sikap tenang Ibunya, membuat Dary heran tapi urung bertanya karena sang Ibu bersuara lebih dulu. "Apa kau sudah menghubungi Darren?"

"Belum, Bu. Aku terlalu panik hingga tak sempat memikirkan Alpha tak berguna itu."

"Tapi hanya dia yang bisa berguna untuk kondisi Kenzie saat ini. Hubungi saja agar rumah sakit ini tak meledak."

Dary menuruti sang Ibu, bergegas menghubungi sahabatnya.

Dalam tiga puluh menit, Darren tiba di rumah sakit dengan raut tak kalah panik.

"Dok...?"

"Tenanglah! Dia sedang beristirahat, tunggu saja sampai Omega-mu membuka mata."

Beralih menatap tajam ke mata Dary. "Apa yang kau lakukan pada Omega-ku?" Suara serak nan berat, sarat akan kemarahan.

"Aku tak melakukan apapun, justru aku yang menolongnya."

Darren masih menatap tajam.

"Oke, aku memang mendatanginya ke resto, tapi saat aku tiba, dia sudah seperti ini."

Hembusan nafas dr. Anna terdengar gusar. "Kemarilah, Ren!" titahnya seraya berjalan menuju meja kerja.

Dokter hanya memanggil Darren, tapi Dary juga mendekat. Tak peduli meski mendapat tatapan tajam dari rivalnya.

"Sudah kukatakan bahwa hamil tanpa mate bukanlah kondisi yang baik." Kalimat pembuka yang membuat tubuh Darren melemas.

"Dia menderita. Satu persatu organ tubuhnya akan rusak, perdarahan dari hidung, telinga dan mulut akan semakin sering dialami kedepannya. Bahkan dia bisa lumpuh hingga menjemput kematian."

Darren terhenyak, tatapan matanya sarat akan permohonan. "Dokter, aku harus bagaimana?" lirihnya putus asa.

"Hanya ada dua pilihan, gugurkan sebelum membesar atau tandai Ibunya."

Keduanya adalah pilihan yang sulit, karena Kenzie tak mengizinkan Darren  menandainya.

"Aku akan berusaha membujuknya sekali lagi Dokter, meski dia bahkan belum menyetujui ajakan untuk menikah lagi."

My Ex-Omega [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang