BAB 4√

677 70 14
                                    

Pukul 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 05.30 am, Kenzie berjingkat keluar dari kamar menuju dapur. Darren harus sampai di bandara pukul 07.30, artinya Kenzie masih memiliki dua jam untuk membuat sarapan.

Dia sempat menoleh ke tempat tidur sebelum membuka pintu, Alpha-nya masih pulas dengan posisi tengkurap.
Selimut hanya menutupi bagian bokong ke kaki, hingga punggung lebar yang terdapat beberapa bekas cakaran itu
terlihat.

Kenzie memerah. ‘Astaga, aku tak sadar saat membuat itu,’ batinnya.

Kilas balik kejadian semalam terbayang di kepalanya. Saat Darren memulai semua dari sentuhan tangan di wajah Kenzie yang terasa panas akibat hasrat membara.

"Kamu sangat harum." puji sang Alpha.

Jantung sang Omega seolah ingin melompat. Dia memejamkan mata. Bagaimanapun, ini adalah pengalaman
pertama mereka, meski belum ada cinta di sana.

Aroma feromon yang menguar dari tubuh sang Alpha, Kenzie hirup dalam. Ia seperti pernah mengenali aroma ini, tapi kapan? Ia tak bisa mengingatnya.

Tidak semua Alpha punya feromon yang sesuai dengan insting Omega. Kenzie pernah merasa mual mencium feromon
beberapa Alpa, tapi feromon Darren adalah pengecualian.

Aaroma Darren tak bisa digambarkan, Kenzie tak punya nama yang Pas. Dia menunggu. Kata orang, insting Alpha Omega akan bekerja sendiri
tanpa harus belajar. Heat dan Rut akan membuat mereka mengambil posisi tanpa harus saling bicara.

Tapi saat ini, mereka dalam keadaan sadar, tak dituntun oleh Rut maupun Heat. Jadi dada Kenzie berdegup kencang. Penasaran, tangan besar itu akan ke mana setelah mengusap pipi dan lehernya.

Kesadaran Kenzie kembali, ia menepuk pelan kedua pipinya. ‘Huuh, lupakan Kenzie, lupakan!’ Omega itu segera
keluar dari kamar menuju dapur.

Kepalanya berputar memikirkan akan mengolah yang mana saat melihat isi kulkas sangat penuh.

Daging menjadi bahan yang pertama kali dia pegang.  ‘Ibu bilang, Phi Ren lebih menyukai daging daripada ayam.’

Jemari lentiknya mulai memotong daging kecil-kecil. Khao Tom Ghai menjadi menu yang ia pilih sebagai masakan pertama untuk sang suami.

Bayangan tangan hangat Darren membuka ikatan kimononya terlintas lagi. Saat itu, bagian sensitif Kenzie hanya berbalut boxer ketat yang membungkus pas dibagian daging
bokong. Ketika tali kimono terbuka, jemari sang Alpha terulur membelai kulit perutnya, mengirim sengatan kecil ke tubuhnya.

Jemari itu terus merambat hingga menyentuh puncak dada, membuat empunya membusung menahan
erangan.

Lagi-lagi Kenzie memerah, bahkan jarinya nyaris terpotong karena ia gemetar membayangkan kejadian
semalam.

Kepala cantiknya menggeleng ribut, berusaha mengalihkan pikiran. Dia bergeser ke kompor, memasukan
beras dan daging, menyalakan api kecil lalu membiarkan panasnya membuat isi panci itu menjadi matang.

My Ex-Omega [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang