Dary sudah berdiri didepan gedung tua yang Darren katakan tadi. Berusaha mengendus aroma Kenzie, tapi tak menemukannya.
Bertindak cepat melumpuhkan beberapa pengawal dan menerobos masuk ke dalam. Tetap tak menemukan jejak aroma Kenzie di mana pun.
Decitan suara ban mobil yang Darren tekan mendadak remnya, terdengar sampai ke telinga Dary, bahkan hidungnya sudah sesak dengan feromon mematikan milik sang Raja Alpha.
"Naik ke lantai atas bagian barat, aku tak dapat mengendus aroma Kenzie, disini terlalu banyak pintu."
Berusaha menghubungi Darren lewat telepati, nyatanya dalam satu menit, sang Enigma sudah muncul di hadapannya. Melemparkan sebuah respirator mask untuk melindungi Dary dari ketajaman feromon nya.
"Thanks."
Tak menjawab, hidungnya menangkap aroma yang ia kenali dan segera mendatanginya.
Brakh!
Brakh!
Brakh!
Sudah tiga pintu mereka hancurkan, dan ternyata masih ada pintu ke empat.
Siapapun yang melihat gedung ini dari luar, tak akan menyangka bahwa di dalamnya terdapat pintu-pintu mewah seperti ini.
Saat mereka akan mendobrak pintu ke empat, dari arah berlawanan dua lelaki berpakaian hitam menghujani dengan tembakan. Tembakan yang tidak berpeluru seperti pistol pada umumnya.
Keduanya berhasil menghindar dengan lihai. Aura kelam, iris keemasan dan feromon mematikan milik Darren sudah menguar keseluruh penjuru gedung, tapi itu tak berpengaruh apapun terhadap para pengawal, karena mereka semua sekelompok beta yang takkan terganggu dengan aroma feromon. Mereka juga terlatih dari satuan pengamanan terbaik.
Tapi...
Enigma adalah yang paling kuat dari yang terkuat, tak ada satupun yang mampu menandinginya sampai kesemua beta itu mati mengenaskan di tangan sang Raja Alpha.
Brakh!
Pintu berhasil di dobrak. Kedua alpha itu tercengang dengan ruangan yang mereka temui.