10 | Ancaman

4 2 2
                                    

DILARANG PLAGIAT YGY

~ Happy Reading~

~ Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"

Siapa yang buat tangan lo luka gini?" tanya seorang pria yang sedang mengobati luka Veli di UKS.

"Bukan urusan lo." Jawab Veli.

Pria itu menekan luka Veli karena kesal. "Aww. Niat bantuin nggak sih, rez?" Ringis Veli saat terasa perih pada lukanya.

Pria yang berhadapan dengan Veli adalah Alrez. "Harus di kasih pelajaran orang yang udah buat lo luka."

"Nggak usah ikut campur sama kehidupan gue. Urus aja kehidupan lo sendiri." Sinis Veli.

"Sekarang masalah lo itu masalah gue juga," ucap Alrez tanpa beban.

Veli menatap tajam ke arah Alrez yang sedang membalutkan perbannya  ke tangan Veli. "Apa hak lo bilang begitu? Kita hanya teman sebangku."

"Teman sebangku juga harus peduli."

Veli tak ingin menanggapi ucapan Alrez. Nada bicara nya yang menyebalkan membuat dirinya ingin mencakar wajahnya.

Alrez menyelesaikan tugasnya, lalu menatap Veli yang sedang duduk dengan tenang di brankar. Ia maju merapatkan jarak dengan Veli.

Veli yang hendak mundur tak bisa, karena di belakang sudah ada tembok. "Mau ngapain lo?" Tanya Veli panik namun berusaha menampilkan ekspresi biasa.

Jarak wajah mereka tersisa sejengkal. Pria itu tersenyum menyebalkan. Kemudian menormalkan ekspresinya.

"Siapa cowok tadi pagi?" Tanya Alrez sambil mengesampingkan rambut Veli ke telinga kirinya.

Veli yang tidak mengerti pembicaraan itu langsung mendorong kasar bahu Alrez. "Maksud lo cowok yang mana?"

Alrez mengangkat sebelah alisnya. "Tadi lo berangkat sekolah sama cowok. Itu siapa?"

"Kepo banget lo kayak emak-emak komplek." Veli langsung turun dari brankar dan hendak meninggalkan ruang UKS, namun tangannya di tarik pelan oleh Alrez.

"Gue mau tau tentang kehidupan lo," ujar Alrez.

'Tiba-tiba banget?' batin Veli.

"Dan gue nggak mau orang lain ikut campur dalam kehidupan gue." Balas Veli.

Setelah mengatakan itu, Veli menepis tangan Alrez dengan kasar supaya terlepas dari genggaman pria itu dan pergi meninggalkan ruang UKS.

🕸️🕸️🕸️

Veli melihat sekitar tampak ruangan yang ditempati sangat gelap, bahkan terasa sesak akibat tak ada celah udara.

"Tolong!" Teriak Veli berharap ada yang menolongnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Axevelia is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang