Chapter 2

7 1 0
                                    

“Hyung! Donghae Hyung, kau tidak apa-apa?” Donghae mendengar suara Jonghyun yang cemas, tetapi ia tidak bisa menjawab.

“Yoona?” Suara Jonghyun terdengar lagi. Kali ini nada suaranya terdengar lebih cemas lagi, “Yoona-yah, kau tidak apa-apa?”

Donghae membuka mata dan langsung menyadari apa yang sebenarnya menindihnya dan membuat dadanya terasa berat. Gadis berwajah Asia dan berambut coklat panjang yang menindih Donghae itu mengerjap satu kali, lalu mata hitamnya terbelalak kaget.

“Oh! Oh, astaga. Oh, astaga! Maafkan aku.” Yoona cepat-cepat berusaha berdiri.

“Yoona, kenapa? Apa yang terjadi?” tanya Jonghyun sambil menarik lengan gadis itu untuk membantunya berdiri.

Gadis itu meringis ketika kaki kanannya menginjak lantai. “Aduh, Aduh. Sebentar.”

“Kakimu terkilir?” tanya Jonghyun khawatir.

Donghae menatap adiknya dengan tatapan tidak percaya. Jonghyun sibuk mengurusi gadis itu dan tidak peduli pada kakaknya yang tergeletak tak berdaya di lantai? Lihat saja, Lee Jonghyun akan menerima balasannya nanti.

Donghae berusaha duduk. Ia menggerakkan tangan untuk menopang tubuhnya dan langsung diserang oleh rasa sakit yang tidak tanggung-tanggung.

“Ada luka lain?” Suara Jonghyun terdengar lagi dan sudah pasti pertanyaan itu bukan ditujukan kepada Donghae.

“Kepalamu terbentur? Ayo, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit.

“Tidak!” bantah gadis itu cepat. “Kenapa harus ke rumah sakit? Tidak. Aku baik-baik saja.”

“Tapi sebaiknya kau memeriksakan diri ke rumah sakit. Hanya untuk memastikan,” kata Jonghyun lagi.

“Tidak perlu. Sudah kubilang aku tidak apa-apa.”

“Tapi–– ”

Donghae duduk dengan susah payah dan menyela adiknya, “Kurasa kita harus ke rumah sakit.”

Gadis itu menoleh ke arah Donghae. “Sungguh. Aku tidak perlu ke rumah sakit. Aku–– ”

“Bukan kau.” sela Donghae tajam sambil mengertakkan gigi menahan rasa sakit yang menusuk-nusuk pergelangan tangan kirinya. “Tapi aku.”

Kali ini Jonghyun menoleh ke arah Donghae. “Oh, astaga.”

***

“Apa? Kakakmu seorang pianis?” Im Yoona menatap Jonghyun yang duduk di sampingnya dengan mata terbelalak lebar. “Pianis?”

Jonghyun balas menatapnya dan tersenyum tipis, namun Yoona bisa melihat ekspresi cemas di wajah laki-laki itu. “Ya. Malah dia cukup terkenal.” sahut Jonghyun pelan.

Yoona merasa sekujur tubuhnya berubah dingin. “Aku mematahkan tangan seorang pianis terkenal.” gumamnya lirih. Lalu ia memejamkan mata dan menutup wajah dengan kedua tangannya. “Ya Tuhan.”

“Hei, ini bukan kesalahanmu.” balas Jonghyun sambil memegang bahu Yoona dan mengguncangnya pelan, mencoba menghiburnya.

“Kau juga bukannya sengaja tersandung karpet dan menjatuhkan diri dari tangga untuk mencelakainya.”

Yoona menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Ia dan Jonghyun sedang duduk di deretan bangku di koridor rumah sakit, menunggu Lee Donghae yang masih berada di ruang pemeriksaan dokter.

Ajaibnya, Yoona sendiri tidak terluka setelah terjatuh dari tangga. Hanya ada sedikit memar di pahanya. Pergelangan kakinya tadi juga hanya terkilir ringan dan sekarang sudah sembuh sama sekali. Sedangkan Lee Donghae… Mereka tidak tahu separah apa cedera yang dialami Donghae, tetapi melihat bagaimana laki-laki itu memejamkan mata dan mengertakkan gigi menahan sakit selama perjalanan ke rumah sakit, Yoona sudah mempersiapkan diri menerima yang terburuk.

Sunshine Becomes You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang