Chapter 4

9 4 2
                                    

Yoona membalas lambaian murid-muridnya yang keluar dari ruang kelas. Setelah murid terakhirnya keluar dari ruangan dan menutup pintu, Yoona mengeluarkan sekeping CD dari tasnya dan memasukkannya ke dalam player.

Yoona menekan tombol play, lalu berjalan ke tengah-tengah ruangan dan berdiri menghadap bayangan dirinya di cermin besar yang memenuhi dinding. Beberapa detik kemudian lagu L‘Aura, Una Favola, mulai mengalun dan Yoona pun mulai bergerak mengikuti irama.

Saat-saat paling membahagiakan bagi Yoona adalah ketika ia menari. Ia bisa melupakan segalanya, bahkan siapa dan apa dirinya, selama lagu masih mengalun dan tubuhnya masih bergerak.

Ketika lagu berakhir, Yoona mendengar tepuk tangan dari arah pintu. Yoona menoleh dan melihat Jessica berdiri di sana.

“Mendengarkan lagu tadi dan melihat tarianmu…. astaga, indah sekali.” desah Jessica sambil menggeleng-geleng kagum. “Itu arabesque penchee, grand jete, dan pirouette paling sempurna yang pernah kulihat. Tapi, apa lagi yang bisa diharapkan dari lulusan Juilliard selain kesempurnaan?”

Yoona tersenyum. “Kau terlalu berlebihan.” katanya. “Tapi, terima kasih.”

The Juilliard School, atau yang lebih dikenal dengan Juilliard, adalah salah satu sekolah seni pertunjukan paling bergengsi di dunia. Divisi tarinya sangat terkenal di dunia tari-menari karena kualitas pendidikan dan pelatihan artistiknya sangat baik.

Ketika Yoona masih kecil, ibunya pernah mengajaknya menonton pertunjukan tari oleh kelompok penari dari Juilliard. Pengalaman itu sangat berkesan bagi Yoona dan sejak saat itu impian terbesar Yoona adalah belajar menari di Juilliard. Awalnya, Yoona sangat ragu ia bisa diterima, mengingat di antara ribuan yang mendaftar masuk ke sekolah itu, setiap tahunnya hanya 5-7 persen pendaftar yang diterima.

Namun Yoona berhasil. Ia diterima. Dan hari ketika ia menerima surat dari Juilliard yang menyatakan bahwa ia diterima adalah hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Dan tahun-tahunnya menari di Juilliard adalah tahun-tahun terbaik dalam hidupnya.

Di Juilliard, semua penari, termasuk Yoona, mendapat pelatihan balet klasik dan tari modern, karena Juilliard Dance ingin menciptakan penari-penari kontemporer sejati. Para lulusan Juilliard biasanya bergabung dengan kelompok-kelompok balet dan tari modern di seluruh Amerika Serikat dan bahkan di luar negeri termasuk Korea Selatan, Jepang, Cina dan Negara-Negara Asia lainnya.

Banyak yang menjadi direktur kelompok-kelompok tari ternama. Banyak juga yang meniti karier sebagai koreografer dan meraih sukses. Bahkan sebelum lulus dari Juilliard, Yoona sudah mendapat tawaran untuk bergabung dengan salah satu kelompok tari terkenal. Tetapi sayangnya kenyataan tidak berjalan sesuai keinginan.

Yoona duduk di lantai dan meraih botol minuman. “Kau masih ingin mencoba mengikuti audisi Juilliard?” tanyanya pada Jessica.

“Tentu saja,” sahut Jessica sambil duduk di samping Yoona. “Aku tidak akan menyerah hanya gara-agara ditolak dua kali.”

Jessica sebenarnya adalah penari yang sangat baik, tetapi Juilliard memang terkenal memiliki standar sangat tinggi. Entahlah, Yoona juga tidak mengerti apa yang mereka cari dalam diri seorang penari ketika audisi. Teknik yang sempurna? Potensi? Bakat? Entahlah.

“Omong-omong, aku mau menonton pertunjukan di Broadway malam ini. Mau ikut?” tanya Jessica.

Yoona meringis. “Maaf, aku tidak bisa.” katanya sambil tersenyum menyesal.

“Ah, kau harus ke tempat kakak Jonghyun ?” kata Jessica. Yoona mengangguk.

“Jadi bagaimana keadaannya sekarang?”

“Biasa saja.” Sahut Yoona pendek sambil mengangkat bahu.

“Dia masih marah padamu?”

“Entahlah. Tapi kurasa masih.” sahut Yoona ragu. “Dia memang sudah tidak terlalu sinis padaku, tapi dia juga tidak bersikap ramah padaku.”

Sunshine Becomes You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang