Chapter 8

17 1 0
                                    

Aku memikirkanmu ketika menulis lagu ini. Dan kalau kau bertanya apa hubungannya dengan matahari, itu karena setiap kali melihatmu, aku selalu teringat pada sinar matahari. Jangan tanya mengapa, karena aku juga tidak tahu.. -Lee Donghae.

Lagu ini membuatku membayangkan hangatnya matahari di padang rumput yang luas dan hijau, rumput-rumput yang bergoyang ditiup angin, langit biru tak berawan, aroma musim semi. Dan kau. -Im Yoona.

~

Lidah Yoona terasa kaku Sejenak, pikirannya kosong. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menatap Donghae, sementara laki-laki itu duduk di hadapannya, di kursi yang tadi ditempati Jessica.

Donghae menatap Yoona lurus-lurus.

“Katakan padaku, sampai kapan kau akan menghindariku?” tanyanya sekali lagi, menyadarkan Yoona dari rasa terkejutnya.

“Dan jangan coba-coba berkata bahwa kau tidak ingin menghindariku karena setiap kali aku menelponmu kau tidak pernah menjawabnya.”

Yoona menghela napas dalam-dalam dan memalingkan wajah. “Baiklah.” gumannya. “Apa yang kau inginkan?”

Donghae tidak menjawab. Ia menatap Yoona lekat sebelum akhirnya bertanya pelan, “Kenapa kau menghindariku?”

“Aku hanya menghindari orang yang ingin dihindari.”

“Apa?” Kening Donghae berkerut.

“Kau pikir aku ingin kau menghindariku?”

Yoona mengangkat bahu.

“Kalau aku memang ingin dihindari, menurutmu kenapa aku menelponmu berkali-kali? Menurutmu kenapa aku terus berusaha menemuimu?” balas Donghae. Nada frustasi terdengar jelas dalam suaranya.

Hal itu membuat kejengkelan Yoona kembali muncul. “Well, aku tidak tahu.” tukasnya ketus.

“Ketika terakhir kali kita bertemu, kau menyatakan dengan jelas bahwa kau sama sekali tidak ingin berurusan denganku, Donghae.”

Donghae membuka mulut hendak membantah, tetapi mengurungkan niat dan menutup mulutnya kembali. Raut wajahnya terlihat marah, namun ia berusaha mengendalikan dirinya.

Karena Donghae tidak berkata apa-apa, Yoona mendesah keras dan memaksa diri menoleh menatap laki-laki itu. “Donghae, sebenarnya apa yang kau inginkan?” tanyanya datar.

“Aku…” Donghae menghela napas dan menghembuskannya dengan pelan. “Aku minta maaf.”

Mata Yoona melebar namun ia tidak berkomentar.

“Dengar, Im.” kata Donghae sambil mencondongkan tubuh ke depan dan menatap Yoona.

“Aku tidak ingat lagi apa tepatnya yang kukatakan padamu waktu itu, tapi aku sangat yakin aku tidak bermaksud menyuruhmu menghindariku. Aku tahu apa yang kukatakan terdengar salah, jadi aku minta maaf.”

Yoona menatap mata Donghae lurus-lurus, mencoba menilai kesungguhannya. Oh, ya, Yoona bisa melihat kesungguhan dalam mata hitam itu. Ia juga melihat kegugupan di sana. Hal itu membuat Yoona ingin tersenyum. Nah, siapa yang menyangka Lee Donghae bisa merasa gugup di hadapan Im Yoona?

“Kau berteriak-teriak kepadaku waktu itu.” kata Yoona, masih dengan nada datar dan dingin yang sama.

Donghae mengernyit. “Aku juga minta maaf soal itu.” gumamnya.

Yoona ingin tetap marah pada Donghae, tetapi ia tahu ia tidak akan bisa melakukannya. Bahkan ketika ia pertama kali mendongak dan melihat Donghae berdiri di hadapannya, ia tahu ia tidak lagi marah pada laki-laki itu.

Sunshine Becomes You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang