Tak terasa hari ini sudah memasuki hari ke-4 Fanisha tinggal satu atap bersama Kael - musuh bebuyutannya disekolah. Yap! Mereka hanya sering bertengkar tidak jelas jika di area sekolah, sedangkan di Apart? Mereka layaknya orang asing. Hanya akan bertemu saat sarapan, itu pun jika Kael memasak, jika tidak ya tidak akan bertemu. Karena baik Kael maupun Fanisha sama - sama mengurung diri dikamarnya masing - masing.
"Jema, mana?" tanya Fanisha kepada manusia disampingnya - Agatha.
Agatha mengangkat bahunya acuh tak acuh, "Ada rapat osis kali," sahutnya.
Fanisha hanya mengangguk saja, tak memperpanjang tentang Jema yang tidak ikut ke kantin bersamanya. Fanisha dan Agatha pergi ke kantin untuk sarapan, karena waktu juga baru menunjukan pukul 06:55.
"Rotinya dua, susu kotak yang merk cimorry - satu. Semuanya rasa coklat," kata Fanisha kepada Agatha yang akan memesak kepada ibu kantin.
Agatha hanya membalas ucapan Fanisha dengan menunjukan jari jempolnya.
Setelah kepergian Agatha, Fanisha mencari tempat duduk setelah menemukannya ia menduduk 'kan dirinya disana dan mempokuskan dirinya dengan handphone miliknya sendiri.
Tiba - tiba . . . . .
BRAK
"MAMII," pekik Fanisha bahkan handphonenya terlempar saking terkejutnya.Sekar. Gadis itu yang menggebrak meja yang ditempati oleh Fanisha, ia menarik kerah baju Fanisha hingga sang empu-nya berdiri.
"Bangsat," umpat Fanisha seraya melepaskan lengan Sekar yang menarik kerah baju seragamnya dengan kasar. Ia melirik manusia didepannya dengan malas, "Ngapain lo disini? Ada keperluan apa sama gue?" tanyanya seraya memandang Sekar dengan sebelah alis yang diangkat keatas.
Sekar mengepalkan lengannya, ia mengangkat lengannya hendak menampar Fanisha tetapi tiba - tiba Jema yang baru saja tiba langsung menepisnya.
Fanisha berdecih sinis, "Lo kalo mau ngajakin gue by one jangan dikantin lah anjing, sempit."
"Lo?!" Sekar menunjuk wajah Fanisha dengan jari telunjuknya, namun tak lama kemudian jari telunjuknya itu diputarkan oleh Agatha dengan santainya. "Agatha, sialan!" umpatnya setelah jari telunjuknya terlepas dari lengan Agatha.
Agatha, Jema yang berdiri disamping Fanisha vs Sekar yang seorang diri.
"Gausah nunjuk - nunjuk adek gue, kalo gamau jari lo patah." peringat Agatha dengan tatapan tajamnya.
Jema memandang Sekar dengan kening yang mengerut bingung, "Setau gue, lo sama Fanisha dikelas jarang saling sapa. Kenapa sekarang lo tiba - tiba nyerang adek gue?" terkesan biasa saja, tetapi matanya menatap gadis didepannya dengan tatapan mematikan.
Sekar mendengus pelan, "Manusia murahan kaya Fanisha, kalian anggap adek? Why? Lo pada masih waras?" tanyanya dengan enteng yang membuat kantin seketika menjadi hening.
Fanisha naik pitam saat mendengar kata murahan yang keluar dari mulut jalang kecil didepannya ini.
Bug
Ia langsung menonjok perut Sekar dengan kencang, hingga membuat gadis itu tersungkur kebawah. Fanisha menarik kerah baju seragam Sekar, hingga sang empu-nya berdiri. Matanya menatap Sekar dengan penuh amarah, "Apa maksud lo ngatain gue murahan??!" tanyanya dengan penekanan dan wajah yang memerah menahan amarah.Sekar terkekeh meskipun perutnya terasa sakit akibat tonjokan Fanisha. "Bukannya lo emang murahan, ya? Persis kaya nyokap lo, Chika." ujarnya dengan pelan hanya mampu didengar olehnya dan gadis didepannya yang sedang menahan amarah.
"SIALAN!" tanpa perasaan, Fanisha membogem pipi Sekar dengan sekuat tenaga. "YANG MURAHAN ITU LO ANJING!"
Brak
Fanisha mendorong Sekar dengan kuat hingga gadis itu terjatuh bersamaan dengan meja dikantin yang rusak, membuktikan betapa kuatnya ia mendorong sekar. "ENYAH LO SIALAN!" umpatnya seraya menendang perut Sekar yang masih tergeletak dilantai.Nafas Fanisha memburu karena amarah, ia menatap Sekar dengan penuh kebencian. "Lo boleh ngatain gue apapun, apapun. TAPI, MULUT JAHANAM LO ITU JANGAN SEKALIPUN HINA NYOKAP GUE. BANGSAT, LO MAU MATI?!" berujar dengan penuh penekanan, lalu teriak kesetanan.
Agatha dan Jema saling memandang, jika soal Maminya - Chika mereka tidak bisa menghentikan Fanisha. Bahkan saat kelas XI lalu, ada seseorang yang mengatai Chika yang tidak - tidak hingga seseorang itu babak belur bahkan lengannya sampai patah, tentu itu semua karena Azalea Fanisha - adek kecilnya mereka berdua.
Fanisha semakin membabi buta menghajar Sekar - manusia yang hobi membully anak kelas X.
Ditengah - tengah kesakitannya, Sekar tertawa keras. "Kemarin gue liat lo sama Kael masuk ke Apartemen yang sama. Cewe sama cowo berduaan, apalagi kalo bukan karena nafsu?Bukannya itu sama aja murahan?" ia berujan dengan sesekali meringis.
Dug
Fanisha menendangkan kaki Sekar hingga terbentur tembok dengan keras sebagai akhir dari hajarannya karena perasaan marah. Ia memandang Sekar dengan sinis, "Tolol. Cuman karena lo liat gue sama Kael si ketos sinting itu masuk ke Apartemen yang sama, lo ngatain gue murahan?" Fanisha mengulang uacapan Sekar, ia tertawa dengan keras ditengah keheningan kantin. Fanisha menunduk 'kan dirinya, lantas mengcengkram pipi Sekar lalu setelahnya ia hempaskan begitu saja, bahkan sampai terdengar suara yang lumayan nyaring antara kepala Sekar yang terbentur lantai. Membuat para penghuni kantin meringis pelan."LO KALO JEALOUS NGOTAK DONG MONYET!" teriak Fanisha seraya memandang Sekar dengan penuh kekesalan, amarahnya yang memuncak itu hilang begitu saja diganti menjadi perasaan kesal yang menyelimuti hatinya.
"Kemarin bukan gue yang ke Apart Kael, tapi Kael yang ke Apart gue. Dia ada perlu sama Cece gue. Lain kali kalo cemburu yang sehat ya, jalang kecil." jelas Fanisha dengan santai seraya diakhiri senyuman paksa kepada Sekar. "Lo mau kokop si Kael, ga? Noh, mumpung anaknya merhatiin lo," ujarnya dengan enteng seraya menunjuk Kael yang memang berdiri tak jauh dari tempat perkelahian mereka dengan dagunya.
Setelah mengatakan itu Fanisha menarik Agatha dan Jema untuk keluar dari kantin, saat melewati lengan Sekar yang tergeletak ja dengan sengaja menginjaknya dengan kencang.
Krek
Setelah mendengar patahan jari Sekar, barulah Fanisha benar - benar meninggalkan kantin dengan santainya."ARGHHH," pekik Sekar kesakitan. Anak - anak PMR yang sedari tadi diam saja langsung menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Sedangkan beberapa orang dikantin merasa ngilu saat mendengar bunyi jari Sekar yang patah karena injakan Fanisha.
Adriella bertepuk tangan pelan, merasa kagum dengan tingkah Fanisha yang keren. "Daebakk!" ujarnya yang langsung dihadiahi toyoran oleh Brianna.
"Fanisha bisa se-marah itu karena Sekar ngatain nyokapnya. Jadi, kasus ini mau ditutup atau diperpanjang?" tanya Reynand seraya menatap Kael dengan tatapan menuntut jawaban.
Kael mengangkat bahunya acuh, "Tergantung orang tua si Sekar. Dulu juga kasusnya langsung reda, karena orang tua Ashel yang diem. Maksudnya mereka sadar, Fanisha beringas gitu karena kesalahan Ashel sendiri," jawabnya panjang lebar.
Yap! Salah satu korban yang lengannya patah oleh Fanisha itu Ashel, dan lagi masalahnya sama ; karena jealous dengan Kael. Padahal Fanisha banyak berinteraksi dengan Kael juga karena adu bacot, bukan berbicara dengan lembut dan tenang.
Rasanya benar - benar memuakkan.
●
●
●
Ada yang mau dipatahin tangannya sama Fanisha? WKWKWKWKW, JUST FOR FUN YA BABE.
kapan - kapan lagi, love u.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Hari Hidup Bersama
Teen Fictionsi ketos Kael & si berandalan Fanisha. Bagaimana jika keduanya dipaksa harus tinggal satu atap selama dua belas hari? peringkat paling mengesankan : 🥈 amanda, 11/2024 🥈 kitkat, 11/2024