CHAPTER 1

159 25 0
                                    

Happy reading^^

.

.

Seorang pria paruh baya dengan suara lembut berbicara di telepon, menyampaikan pesan penting kepada anaknya yang baru saja dipercaya untuk memimpin perusahaan keluarganya.

"Akhirnya, kamu yang memegang kendali perusahaan ini. Ayah harap kamu bisa melakukan yang terbaik untuk perusahaan Chankimha. Ini bukan hanya sekadar perusahaan, tapi warisan keluarga kita yang sudah dibangun sejak lama. Perusahaan kita sekarang bekerja sama dengan salah satu perusahaan terbaik di kota ini. Mereka punya banyak pengalaman. Ayah ingin kamu bisa menjaga hubungan baik dengan pemilik perusahaan itu. Ini adalah kesempatan besar, jangan sampai ada kesalahpahaman, ya," kata pria itu.

Di sisi lain, seorang wanita muda, putri dari pria itu, mendengarkan dengan serius sambil memegang ponselnya erat-erat. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, berusaha menyampaikan keyakinannya.

"Baik, Ayah. Aku mengerti betapa pentingnya ini bagi kita. Jangan khawatir, Ayah. Aku akan melakukan yang terbaik dan berusaha menjaga semua tetap sesuai harapan Ayah. Aku yakin aku bisa," jawabnya dengan nada tegas namun tetap lembut, menunjukkan bahwa dia siap mengemban tanggung jawab besar ini.

Pria itu lalu menambahkan, memberikan arahan penting, "Ayah juga ingin kamu menghubungi Nam. Dia adalah orang yang bisa diandalkan dan sudah sangat paham tentang perusahaan kita. Dia akan membantumu dan mengarahkan langkah-langkah yang perlu kamu ambil. Apa pun yang kamu butuhkan, bicarakan dengan Nam. Dia akan memastikan semua berjalan sesuai rencana."

Nam, sekretaris perusahaan Chankimha, dikenal sebagai sosok yang teliti, berdedikasi, dan sangat loyal. Dia sudah lama bekerja di perusahaan itu dan paham betul apa yang harus dilakukan dalam berbagai situasi. Putri pria itu tahu bahwa bantuan Nam akan sangat berarti dalam menjalani hari-hari awalnya memimpin perusahaan.

"Baik, Ayah. Aku akan berangkat ke kantor sekarang untuk mulai menangani semua ini," jawab wanita itu dengan penuh kesungguhan, bersiap menjalani hari pertama yang penuh tantangan ini.

"Hati-hati di jalan, ya. Ayah berharap semuanya berjalan lancar. Ingat, Ayah selalu ada di sini jika kamu butuh nasihat," ucap pria itu dengan lembut sebelum menutup telepon.

Setelah telepon berakhir, wanita muda itu menarik napas dalam-dalam, seolah menenangkan diri. Ada rasa antusias, tapi juga gugup, membayangkan langkah besar yang akan segera ia ambil. Dengan tekad yang bulat, ia berjalan menuju mobil kesayangannya, menghidupkan mesin mobilnya dan memulai perjalanan menuju perusahaan. 

Sesampainya di gedung megah itu, Freen tak bisa menahan rasa kagumnya. Gedung bertingkat dengan dinding kaca yang memantulkan langit biru tampak kokoh dan megah di depannya. Ia tercengang melihat besarnya perusahaan yang akan ia pimpin, tak pernah membayangkan skala sebesar ini sebelumnya. Dengan hati-hati dan penuh rasa bangga, ia melangkah masuk ke lobi utama.

Saat pintu terbuka dan ia masuk ke dalam, tiba-tiba, "Pop! Pop!" terdengar suara ledakan lembut diiringi percikan warna-warni dari party popper yang menyambut kedatangannya. Hiasan pita, balon, dan spanduk besar bertuliskan "Selamat Datang" tergantung di atas, menyambutnya dengan meriah. Seluruh karyawan berdiri sambil tersenyum lebar, menyambut kehadirannya dengan semangat.

"Selamat datang, Khun Freen!" ucap seluruh karyawan secara serentak, wajah mereka penuh kegembiraan.

Freen tertegun sejenak, matanya berbinar karena terharu. Ia tak menyangka akan mendapat berbagai semeriah ini. Rasa gugupnya seketika menghilang, digantikan oleh perasaan hangat yang membuatnya tersenyum lebar.

Enemy or Lover (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang