Happy reading^^
.
.
Freen merasakan lelah setelah hari-hari panjang di perusahaan, dan kini ia memutuskan untuk mengambil jeda. Bersandar di bangkunya, ia melihat Nam duduk di seberangnya.
"Nam," panggil Freen, suaranya sedikit santai.
Nam menatapnya dengan penuh perhatian. "Kenapa, Freen?"
"Ayo kita makan di kafe," ujar Freen, senyumnya mulai muncul kembali.
Nam mengangguk antusias. "Ayo!" sahutnya dengan semangat.
Freen berdiri dari kursinya sambil menunjuk tumpukan berkas di mejanya. "Minta tolong, beresin berkas-berkas ini ya. Aku tunggu di mobil."
Nam menghela napas sambil tersenyum, lalu berkata, "Baiklah." Tanpa menunggu lebih lama, Nam segera mengambil berkas-berkas tersebut, siap membantu dan ikut menikmati waktu santai bersama Freen.
Freen berjalan santai menuju mobilnya, menyalakan mesin, dan menunggu kedatangan Nam. Tak lama kemudian, Nam muncul, tersenyum, dan langsung duduk di kursi penumpang di sampingnya.
"Siap?" tanya Freen dengan senyum lebar.
Nam mengangguk. "Siap banget!"
Tanpa menunda lagi, Freen melajukan mobilnya menuju kafe. Sepanjang perjalanan, mereka berbincang dan tertawa lepas, suasana begitu hangat. Kini, mereka sudah sangat akrab, tampak seperti sahabat sejati yang saling memahami. Keakraban itu membuat perjalanan terasa singkat, dan sebelum mereka sadari, mereka telah sampai di depan kafe.
Di sana, sejenak pekerjaan dan kesibukan terlupakan, digantikan oleh percakapan seru dan tawa di antara dua sahabat yang menikmati waktu santai bersama.
Freen dan Nam menikmati waktu istirahat mereka setelah beberapa hari penuh kesibukan. Di tengah obrolan, Freen berdiri. "Aku ke WC dulu ya."
"Oke, oke," balas Nam, dengan santai.
Freen berjalan menuju kamar mandi, masuk ke salah satu bilik, lalu keluar dan mencuci tangannya. Ketika dia kembali ke area kafe, pandangannya tertuju pada sepasang pria dan wanita yang duduk berdua di pojok ruangan. Wanita itu adalah Becky—yang tengah bermesra-mesraan dengan seorang pria. Freen menatap sejenak, mengenali pria itu sebagai seseorang yang pernah diceritakan Becky sebelumnya. Namun ia menyadari sesuatu ia pernah melihat pria itu.
"Jadi, ini pria yang Becky ceritakan waktu itu?" pikir Freen.
Tanpa sadar, perasaan tak nyaman—mungkin cemburu—menyelinap dalam dirinya saat melihat Becky akrab dengan orang lain. Mencoba mengabaikan perasaan itu, Freen menarik napas dan memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya bersama Nam, berpura-pura tidak melihat apapun, meski pikiran tentang Becky masih terlintas di benaknya.
Freen duduk kembali di tempatnya dengan wajah terlihat kusut, membuat Nam langsung menyadarinya.
"Kamu kenapa?" tanya Nam bingung, menatap Freen dengan sedikit cemas.
Freen menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Gapapa," jawabnya, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang masih mengganggu pikirannya.
Nam tampak ragu, namun ia bisa merasakan ada sesuatu yang mengganggu Freen. Tidak ingin menekan Freen, Nam memilih untuk membicarakan hal lain dan Freen pun mulai menikmati Kembali obrolan mereka.
Beberapa waktu telah berlalu, dan Nam menyadari langit di luar kafe mulai berubah gelap. Dengan cepat, ia membuka ponselnya untuk memeriksa waktu, dan ternyata sudah pukul 6 sore. Ia menatap Freen sambil tersenyum, tampak sedikit terburu-buru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy or Lover (Freenbecky)
Romance(21+ gxg) Freen Sarocha Chankimha dan Becky Rebecca Patricia Armstrong adalah dua pewaris tunggal keluarga kaya raya yang sejak kecil bersaing untuk menjadi penerus terbaik. Setelah berpisah bertahun-tahun, mereka kembali bertemu sebagai CEO di peru...