Saat purnama menyiratkan wajahnya,
debu cahaya beterbangan,
menutupi pasir dan dedaunan.
Lelaki tua berlutut, berlinang peluh
Acap kali berucap belas kasihan
Menengadahkan kepala dan berbisik sendu:
Apa yang ia cari sedangkan binatang bengis telah meneriakkan isyaratnya tiap malam?
Terdiam dan berpangku tangan
Meyakini bahwa menurunkan isi perut dari langit adalah benar adanya.
Saat bulan termakan api,
Hawa dingin mengikat mati,
Lelaki tua berlutut lagi.
Tak bergeming namun terus berbisik
Meyakini bahwa merubah tongkat menjadi ular adalah nyata.
Para binatang bengis telah meneriakkan kobaran tanda
Apa yang ia cari ketika berjalan saja bahkan tak sampai?
Sekali lagi ia disaksikan oleh apa yang hidup di sekelilingnya
Bahwa lelaki tua itu tak ubahnya bagai burung dalam keranjang.
![](https://img.wattpad.com/cover/201258614-288-k463399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES: A Poetic Exploration of Inner Turmoil
PoesieSetiap baitnya merupakan cermin dari keraguan, harapan, dan langkah menuju pemahaman diri. Dalam perjalanan yang dipenuhi ketidakpastian, penulis ingin mengajak kita semua menyelam kedalam misteri konflik batin tak berujung dan bersama-sama membangu...