Rencana

180 8 0
                                    

Tandai typo! Supaya bisa diperbaiki, terimakasih..













Jac berangkat ke kantornya seperti biasa, dengan diantar oleh Zaki Alankar tangan kanan yang sangat Jac percaya. Karena Zaki sudah menjadi orang kepercayaan Jac sejak Zaki berusia 17 tahun. Dan sekarang Zaki berumur 27 tahun.

Dalam perjalanan menuju kantor, dengan suasana pagi yang cerah. Tapi kadang terjebak macet, bersamaan dengan orang lain juga berangkat kerja.

Namun tiba-tiba Zaki mengerem mobil yang dikendarai secara mendadak, Jac pun terkejut atas kejadian itu.

"Ada apa?" Jac bertanya dengan nada yang dingin membuat Zaki dibuat ketar-ketir mendengarnya.

"Maaf tuan, ada seorang anak kecil tiba-tiba menyeberang, tuan," Zaki berusaha berbicara dengan normal, karena secara tidak langsung Ia membahayakan nyawa tuannya.

"Saya izin mengecek anak kecil tersebut tuan," izin Zaki pada Jac.

"Hm"

"Adek, kamu ada yang luka ngga?" Zaki bertanya pada anak kecil itu.

"Lutut Devin sakit, hiks," Devin menjawab dengan suara yang terdengar cempreng, "padahal kalo dilihat anak itu laki-laki. Tapi kok suaranya cempreng banget ya?" Zaki membatin.

"Hiks, paman tanggung jawab dong. Ini lutut Devin sakit tau. Paman kan hampir nabrak Devin tadi, jadinya lutut Devin luka," Devin kembali bersuara dengan masih berderai air mata yang mengalir di pipinya itu.

Karena merasa lama Jac akhirnya turun dari mobil, mengecek langsung keadaan anak itu.

Baru Zaki akan menjawab perkataan Devin tadi, tapi tidak jadi karena suara tuannya yang terlebih dahulu terdengar.

"Ada yang luka? Kalo memang ada bawa ke rumah sakit," dengan nada dingin Jac bertanya.

Zaki yang melihat tuannya turun dari mobil sedikit terkejut karena suara tuannya itu. Walaupun sudah lama bekerja bersama dengan Jac, Zaki tetap saja belum terbiasa dengan nada bicara tuannya.

"Lututnya terluka tuan, tapi tidak terlalu parah," Zaki menjawab pertanyaan Jac yang tadi dilontarkan.

Jac terdiam beberapa saat, Jac sedang berpikir apa Ia bawa saja anak itu ke Mansion untuk memberi kejutan pada Nevan?

Sedikit ide jahil lagi muncul diotak licik seorang Jacxuel ini.

"Masuk mobil, obati Dia. Lalu pulang ke Mansion." Jac memberi perintah pada Zaki.

Zaki yang mendengar itu berpikir sejenak apa yang dimaksud tuannya, Zaki masih mencoba mencerna perkataan dari Jac.

"Kau tak dengar apa yang saya perintahkan zak? Atau telingamu hanya pajangan saja?" Jac berucap dengan nada sedikit geram, karena melihat wajah Zaki seperti orang bodoh.

"Wiiihhh... Kayaknya orang kaya nih, bukan main mobilnya aja bagus banget. Terus tadi juga bilang Mansion, mendadak jadi orang kaya ni gue kalo diangkat jadi anaknya." Devin membatin sambil berkhayal menjadi anak orang kaya.

Devin merencanakan sesuatu agar orang kaya didepannya ini bisa luluh, dengan modal tampang wajah yang Dia punya. Juga bisa menjadikan sifat lugu, polos, anak baiknya menjadi senjata.

Devin sudah tidak sabar menjadi orang kaya.

"Eh, ba-baik tuan, maafkan saya yang lemot tuan." Zaki langsung tersadar mendengar tuannya itu hampir meledakkan amarahnya.

"Hm, cepat."

"Ayo dek, kamu ikut kami untuk mengobati luka dilutut lamu itu supaya tidak infeksi. Sebagai bentuk tanggung jawab saya yang hampir menabrak kamu tadi," Ajak Zaki pada Devin.

"Mm.. iya om. Tapi aku ngga bisa berdiri, mau digendong sama om yang satunya boleh?" Devin berucap dengan nada lugu yang menggemaskan. Tapi tidak untuk pendengaran Jac.

Jac langsung masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan permintaan anak kecil yang hampir ditabrak oleh tangan kanannya itu.

Devin yang merasa diabaikan menggeram tertahan. "Awas aja akan aku buat kamu bertekuk lutut, menuruti semua keinginanku."















Sesampainya di Mansion, Nevan terheran. Mengapa Daddynya kembali lagi ke Mansion?

"Daddy, kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Tanya Nevan pada Jac, yang tengah berjalan beriringan dengan anak kecil tadi. Nevan belum menyadari bahwa ada seseorang yang Daddynya bawa pulang.

"Ngga baby,  tadi saat diperjalanan Zaki hampir menabrak anak kecil. Dan ini anak kecil itu, kenalkan namanya Devin." Jac memperkenalkan Devin pada Nevan.

Nevan sedikit antusias melihat anak seumuran dengannya. Karena memang Nevan tidak pernah sama sekali keluar dari Mansion.

"Hai, nama aku Nevan Uzayr Grantson. Aku anak bungsu Daddy. Nama kamu Devin doang? Ngga ada nama panjangkah?" Nevan bertanya pada Devin yang sedang melihatnya dengan sedikit, tatapan yang Nevan tak suka.

Devin tersadar raut wajahnya terlalu menunjukkan ketidaksukaannya terhadap anak yang bernama Nevan ini. Devin langsung otomatis mengubah ekspresi wajahnya menjadi anak yang lucu dan lugu.

"Eh, aku ada kok nama panjang. Nama panjang aku Devin Anderson. Aku ikut Daddy karena tadi hampir aja ketabrak. Jadi lutut aku luka deh, harus diobati." Devin memperjelas.

Luka Devin sudah diobati oleh maid. Dan sekarang mereka sedang menunggu waktu makan siang.

Makan siang disiapkan maid, semua abang dan juga kakak Nevan ada dimeja makan. Nevan bingung kenapa pada pulang jam segini?

Jac sudah memberi tahu rencananya pada anak Jac yang lain, kecuali target utama dalam rencana Jac yaitu Nevan sendiri. Dan tentu Devin pun tak tahu dengan apa yang direncanakan oleh Jac.

Anak Jac yang lain pun ingin ikut andil bermain dalam skenario Jac kali ini. Sepertinya memang akan menyenangkan.









Mulailah drama, scene pertama.
Dimulai setelah makan siang sudah selesai.

Biasanya Nevan akan duduk disalah satu pangkuan keluarganya. Tapi tak ada angin tak ada hujan, Daddy, Abang, dan kakaknya tidak ada yang mau memangkunya seperti biasa.

"Bang Vano, pangku Nevan dong. Biasanya kan Nevan dipangku." Nevan meminta pada Vano, tapi Vano tak merespon. Hanya sibuk dengan ponsel yang sedang dipegangnya.

Tak menyerah begitu saja Nevan kembali meminta pada Remi, "Kak Nevan duduk disini boleh kan?" Nevan bertanya pada Remi sambil menepuk paha kakaknya itu.

"Ngga dulu ya Nevan paha abang lagi pegel," jawaban Remi membuat Nevan sedikit merasa marah.

Tapi Nevan berpikir mungkin kakaknya memang sedang capek. Tapi kenapa harus dengan menyebut nama dirinya saat menjawab? Dan biasa mereka akan memanggil atau menjawab pertanyaannya dengan sebutan Baby atau sayang.

Apa-apaan tadi kakaknya itu menyebutkan namanya. Memangnya Nevan buat salah ya?

Kok agak aneh sikap mereka pada Nevan, Dan Nevan merasa seperti itu.

"Hari ini mereka kenapa sih?"

















Karakter baru
Zaki Alankar tangan kanan Jac, umur 27 tahun, tingginya 186 cm
Devin Anderson anak pungut yang ngaku raja, umur 14 tahun, tingginya 146 cm.

Dah segitu dulu, bye bye..

Alur Tak JelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang