Tandai typo! Supaya bisa diperbaiki, terimakasih..
Siang ini Nevan dan Devin berada di ruang bermain. Ternyata keduanya bisa menjadi akrab, dengan Nevan yang baru pertama kali bertemu anak yang seumuran dengannya. Devin dengan sifat yang mudah dekat dengan orang lain juga.
Kecanggungan memang sempat mereka rasakan, karena tak tahu harus memulai pembicaraan seperti apa.
Karena Nevan hanya biasa mengobrol dengan Daddy, abang-abang, dan kakaknya saja.
"Nama kamu Nevan, kan?" Devin yang memulai obrolan untuk melenyapkan rasa canggung antara keduanya.
Dengan menganggukkan kepala juga menjawab pertanyaan dari Devin, "iya nama aku Nevan, kamu sendiri Devin, kan?"
"He'em, nama aku Devin. Aku mau tanya boleh?" Tanya Devin pada Nevan yang mendengar pertanyaan Devin seksama.
"Boleh, kamu mau nanya apa emang?"
"Kok kamu mau di gituin sama keluarga kamu sendiri?" Dengan nada penasaran Devin mengucapkan pertanyaan itu.
Dengan muka Nevan yang bingung. Nevan malah berbalik tanya pada Devin, "di gituin gimana maksud kamu? Emang keluarga aku ngelakuin apa?" Nevan benar tak mengerti atas pertanyaan yang diberikan Devin padanya.
"Ah itu, mm.. ya kamu selalu dicium di bibirkah sama mereka?" Tanya Devin lagi, karena rasa penasarannya belum terjawab.
"He'em, mereka memang selalu cium bibir aku. Karena kata Daddy, abang, dan kakak itu bentuk kasih sayang dan cinta mereka ke aku," seperti anak kecil yang sedang bercerita Nevan menjawab.
Heran, Devin merasa jika memang bentuk kasih sayang, apakah boleh saling berciuman sampai seperti itu pada keluarga sendiri?
Menurut Devin itu tidak wajar, walaupun dikatakan hanya sekedar kasih sayang dan rasa cinta pada keluarga. Tapi kan masih ada batasnya, iyakan?
"Eh kamu punya mainan ngga? Gimana kalo kita main aja biar ngga bosen," Devin mengalihkan pembicaraan.
"Wah ide bagus tuh, Devin gimana kalo kita main di ruang tempat mainan, aku punya banyak mainan loohh.." Nevan menjawab dengan semangat.
"Wiiihh.. iyakah? Memangnya kamu punya mainan apa aja?"
Sambil melangkah ke ruangan yang di khususkan menjadi tempat bermain, Nevan juga menarik tangan Devin.
"Ayo, aku tunjukkin semua mainan aku, kamu pasti suka." Nevan dengan semangat melangkahkan kakinya bersama Devin.
Sampai di ruang bermain, Devin takjub dengan ruangan itu. Disana ada banyak sekali mainan berbagai bentuk, dan pastinya mainan itu terlihat mahal.
Namanya anak kecil melihat mainan yang menggoda untuk dimainkan, langsung saja berlari dengan tidak sabaran.
"Waaahhh... Keren banget, banyak lagi mainannya. Pasti ini harganya mahal ya?" Melihat Devin yang sangat antusias Nevan pun tak kalah senang.
"Iya dong, aku dibelikan Daddy, ada juga yang dari abang dan kakak, ayo sekarang kita main bareng. Terserah kamu mau main apa aja boleh kok," Nevan benar-benar sangat senang karena memiliki teman bermain di mansion sekarang, Nevan tidak merasa kesepian lagi.
Kedua anak kecil yang tengah bersenang-senang dengan bermain bersama, tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka.
Orang itu mengawasi lewat Cctv yang terpasang di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Tak Jelas
Aléatoire[Brothership Story] Keegoisan satu keluarga yang mengekang seorang anak, dan menjadikan Nevan tak tahu menahu tentang dunia luar. Untuk menjaga kepolosan anak itu sifat gila dan posesif setiap anggota keluarga mampu membuatnya menjadi anak penurut...