Tak Mau Cium, Gagal

166 8 0
                                    

Tandai typo! Supaya bisa diperbaiki, terimakasih..

















Sakit hati, yang Nevan rasakan saat ini. Melihat ke arah televisi yang menyala, tetapi Nevan hanya memandang kosong. Tetapi pendengaran Nevan tetap berfungsi untuk mendengar celotehan Devin yang sedang bercerita dengan para abang dan kakaknya.

"Abang, adek nanti mau beli mainan ya ke mall. Nanti kita ke sana bareng-bareng. Beli makanan yang enak juga, oh iya beli baju baru buat aku abang. Aku ngga punya baju disini."

"Iya nanti kita beli bersama." Remi menjawab dengan malas. Tapi malah semakin gencar Devin semakin cerewet. Membuat Remi jengkel setengah hidup, tapi demi rencana yang Daddynya usulkan dan Dia ikut gabung, mau tak mau harus berakting.









"Hiks, mereka pada kenapa sih? Aneh. Semenjak Devin dateng kok jadi gitu sih sikap mereka, ngga kayak biasanya. Apa mereka udah ngga sayang sama Nevan?" Derai air mata terus meluncur tanpa bisa dihentikan oleh Nevan.

Ya Nevan di kamarnya sedang menangis. Nevan merasa sakit pada hatinya, melihat sikap keluarganya berubah dalam sekejap. Ntah Nevan melakukan kesalahan apa.

"Oke, kalo itu yang mereka mau. Nevan juga bisa ngelakuin itu. Emangnya cuman mereka aja, Nevan juga bisa. Awas aja kalian," sesekali Nevan sesegukkan saat berbicara.

"Kalian udah ngga sayang sama Nevan. Nevan juga  udah ngga sayang sama kalian. Ngga akan ada kiss lagi, huh." Nevan bicara dengan nada yang bersungguh-sungguh.













Pagi kali ini Nevan bangun dengan sendirinya. Tak ada yang membangunkan Nevan seperti biasanya.

Nevan menghela napas panjang, "tumben banget ngga ada yang bangunin kayak biasanya. Tapi yaudahlah orang aku lagi marah sama mereka. Ga bakal juga aku kasih kiss kalian! Suruh siapa kalian kayak gitu sama aku!" Marah Nevan tuh sama keluarganya.

Bisa-bisanya mendiami Nevan seperti ini. Memang keluarganya saja yang hanya bisa mendiami Nevan? Nevan juga bisa kali.

"Boleh ngga sih aku tuh keluar gitu, ke mall atau apalah itu. Yang kemarin kata si Devin itu," berjalan menuju kamar mandi sambil mendumel dengan kekesalan yang Nevan rasakan.

Kok Nevan kayak ngga tau apa-apa tentang dunia luar? Ya karna Dia dari oroknya emang ngga pernah dibolehin keluar, hanya sekedar ke taman atau sekitaran mansion. Aneh memang, itulah contoh gilanya keluarga Grantson. Ponsel pun Nevan tak pernah liat, kenapa? Karna kalo lagi sama Nevan semuanya ngga pegang ponsel atau alat elektronik lain. Televisi pun hanya kartun semua.

Nevan selesai dengan kegiatan bersiap-siap. Langsung saja Nevan menuju lantai bawah untuk sarapan bersama. Nevan turun menggunakan lift, memang ada tangga. Tapi Nevan dilarang menggunakan tangga.

Ting

Suara pintu lift terbuka. Menarik atensi orang yang berada di ruang makan untuk menoleh pada sumber suara.

Terlihatlah Nevan yang sedang berjalan seperti biasa. Tapi tak ada sapaan seperti biasa juga.

Mereka semua terkecuali Devin merasa geram, ada apa dengan sikap anak dan adik kesayangan mereka itu?

Heh ngga mikir emang sikap kalian ke mana lah itu?

Nevan duduk dengan tenang, tapi masih ada senyuman biasanya.

"Kau kenapa Nevan?" Jac bertanya pada Nevan yang sedang melihat maid menyiapkan sarapan.

Nevan memiringkan kepalanya, terlihat menggemaskan dimata keluarga itu. "Memangnya Nevan kenapa Daddy?" Nevan malah berbalik tanya.

"Mengapa tak menyapa kami dan juga tak ada morning kiss?" Sekarang Ryan yang bertanya.

"Mengapa tak ada yang membangunkan aku pagi ini?" Lagi Nevan malah berbalik tanya.

Inilah sikap pembangkang Nevan yang kadangkala keluar.

Merasa marah atas sikap Nevan yang seperti itu, Reno mencengkram kuat rahang Nevan, sampai Nevan pun terkejut dengan perbuatan abang pertamanya itu.

"Kau ingin dihukum, hm?" Sambil terus mencengkram rahang Nevan, Reno bertanya dengan aura menekan yang sangat membuat Nevan dibuat sesak karena abangnya itu.

Sama dengan Nevan, Devin juga merasa tertekan akibat Reno.

"Serem banget kalo marah gitu, gimana aku kalo buat kesalahan? Iihh takut," batin Devin.

Sayangnya Devin tak tahu rencana keluarga itu.

"Sa-sakit abang. Lepa-ss, hiks sakit," Nevan menangis karena jujur rahangnya sangat sakit.

Tiba-tiba Reno malah mendekatkan bibirnya pada bibir Nevan, Nevan yang tahu akan dicium bergerak menggelengkan kepalanya.

Devin yang melihat itu dibuat terkejut, atas apa yang sedang dilakukan Reno pada Nevan. "Abang jangan sakiti bang Nevan," dengan suara cemprengnya Devin berteriak.

Niat Devin adalah untuk terlihat baik di mata keluarga Grantson. Sebagai anak polos dan suka menolong.

Tapi berbeda dengan pandangan keluarga Grantson. Malah menatap tajam Devin yang langsung ketakutan karena ditatap seperti itu.

"Mengganggu!" Remi berucap menekan perkataannya, walau hanya gumaman saja tapi didengar jelas oleh semuanya. Karena hanya suara sesegukkan Nevan yang terdengar.

Jac berteriak memanggil Zaki, "Zak, bawa anak itu ke gudang!" Perintah mutlak dari Jac.

"Baik tuan, saya permisi." Segera Zaki membawa Devin pergi dari ruang makan.

"Eh kenapa malah aku diusir? Daddy kenapa aku dibawa pergi?" Devin berteriak sambil ditarik oleh Zaki ke gudang.

"Abangh, lep-ass. Sakit abang, hiks," kembali Nevan bersuara. Juga membuat mereka tersadar, "kau ingin dihukum, hm?" Reno kembali bertanya dengan datar pada Nevan.

"Ngga abang jangan hukum Nevan, Nevan mohon." Dengan derai yang terus mengalir tak berhenti, Nevan memohon pada abangnya.

Melirik yang lain, tapi tak ada yang mau menolongnya.

"Karena kamu tak mencium kami tadi-" Reno menjeda ucapannya, menatap wajah adiknya yang menggoda.

"Kamu dihukum mencium kami masing-masing 5 menit, baby, hm." Tangan Reno mengelus pipi mulus dan putih adiknya yang memerah karena perbuatannya.

Hiks

Masih dengan tangisan Nevan mengangguk.

Nevan berpindah duduk menjadi diatas pangkuan Jac. Nevan menghadap ke depan dan ada bangku yang diduduki abang pertamanya. Reno membiarkan Nevan sedikit tenang.
















Di gudang tempat Devin dikurung, Devin merasa keluarga yang membawanya gila. Benar memang gila, memang ada keluarga sampai segitunya?

Ada, bahkan lebih gila.

"Gimana caranya aku bisa mendapat harta keluarga ini? Apa aku singkirkan si Nevan? Kelihatannya dia kesayangan disini." Devin merencanakan sesuatu.

Padahal tidak semudah yang Devin katakan.

"Ah, tapi aku bermain rapih. Baiklah, tak apa aku seperti Nevan nantinya." Devin tak tahu bahaya yang akan datang padanya.



















Bye-bye....

Alur Tak JelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang