Tandai typo! Supaya bisa diperbaiki, terimakasih..
"Baby, ayo mulai," Reno mengintruksikan.
"Abang jangan 5 menit ya, 2 menit aja." Pinta Nevan pada abangnya menatap dengan memelas.
"10 menit," jawaban Reno membuat membuat Nevan tercengang. "Abang jang-" ucapan Nevan terpotong.
"Ingin ditambahan, hm?" Reno mengancam. "Tidak abang, 10 menit aja," Nevan menjawab dengan pasrah.
Cup!
Awal kecupan lembut yang Nevan rasakan, tapi lama kelamaan ciuman abangnya semakin menuntut.
"Ngh, mmhh. Abangghh.. mm." Suara kecapan itu terdengar.
Di menit ke 8, Nevan sudah sangat sesak tapi Reno tak menyudahkan ciumannya. Malah sang Daddy mengelus perut Nevan dengan lembut, membuat Nevan kewalahan sendiri.
"Daddyhh, jangan dielussh." Tangan Nevan menahan tangan Jac agar tak mengelus perutnya lagi.
"Baby, fokus saja pada abang, hm," Reno mengangkat dagu Nevan untuk menatapnya.
Cup!
Reno melanjutkan ciumannya. Dan tangan Jac pun tak lagi mengelus Nevan.
"Sudah, sekarang giliranku bang," Ryan mengingatkan Reno bahwa sudah gilirannya.
Reno bangkit lalu diganti Ryan posisi sebelumnya.
Cup!
Ryan dengan tak sabaran langsung melumat bibir Nevan yang sudah membengkak akibat Reno tadi. Sekarang ditambah oleh Ryan.
Kecupan Ryan berpindah mengecup leher putih Nevan. Hanya kecupan tak meninggalkan bekas.
Ryan menjilat jakun kecil tak terlihat milik Nevan, "nhh, abangghh, ab-angh geli," desah Nevan sambil mendongakkan kepalanya ke atas, tangan kiri Nevan mencengkram bahu Ryan.
Remi bangkit dari tempat duduknya, dan Ryan pun tahu kalau sudah waktunya bergantian dengan kembarannya.
Cup!
Nevan tak diberi waktu untuk mengambil napas oleh Remi. Ciuman Remi memakai nafsu, dan juga seorang Remi adalah good kisser. Jadilah Nevan merasa kepalanya agak sedikit pusing.
"Stophh, kakhh. Bentar pala Nevan pusing." Remi tak kebablasan, Remi pun memberi jeda sebentar untuk Nevan.
Kedua tangan Nevan mengalung di leher Remi, melanjut kegiatan yang tadi sempat tertunda.
Cup!
Diakhiri dengan kecupan singkat pada bibir Nevan. Jac pun memberi waktu istirahat pada Nevan, sambil mengusap paha Nevan yang terekspos karena memakai celana diatas lutut.
Jac tahu milik Nevan tegang, tetapi Jac tak ada niatan untuk menyadarkan Nevan. Toh Nevannya pun belum sadar dengan miliknya.
Jac memanggil Nevan dengan meraih pipi kiri Nevan supaya Nevan menengok ke kanan. "Sayang, julurkan lidahnya, hm," Jac memberi perintah dan diikuti oleh Nevan.
Nevan pun mendongak dengan lidah yang dijulurkan. Tangan kanan Jac menahan leher Nevan supaya Nevan tidak merasa pegal.
Cup!
Jac mengecup lidah Nevan, laku Jac menghisap kuat lidah Nevan.
"Anngh," desah Nevan sambil memejamkan mata menikmati permainan Daddynya.
Jac melepas ciumannya sebentar, kemudian memanggil Zaki.
"Zaki."
"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu, tuan?" Jawab Zaki sambil menundukkan kepala, agar tak melihat keadaan tuan mudanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Tak Jelas
Random[Brothership Story] Keegoisan satu keluarga yang mengekang seorang anak, dan menjadikan Nevan tak tahu menahu tentang dunia luar. Untuk menjaga kepolosan anak itu sifat gila dan posesif setiap anggota keluarga mampu membuatnya menjadi anak penurut...