2. Dawn

176 14 0
                                    


Gawin terbangun terlampau dini dan Joss masih mendengkur halus di sisinya. Ia menggeliat sejenak, menyingkirkan satu tangan pria itu dari perutnya dan memaksakan diri untuk bangkit duduk di atas kasur. Mengerjap sekali, mengerjap dua kali—ain Gawin memicing ke arah jendela dan mendapati langit masih biru tua. Matahari belum nampak dan dunia masih sunyi dari ingar-bingar pagi. Hening, seolah-olah hanya ada dirinya sendiri di muka bumi ini.

"Hah...." Satu helaan napas panjang. Gawin mengisi paru-parunya dengan lebih banyak oksigen agar kepalanya bisa berpikir jernih. Semalam dia tidak mabuk, tak setetes alkohol pun yang menyentuh bibirnya. Namun ia terbangun dengan pengar dan perut melilit. Percakapannya dengan Joss di perjalanan pulang kemarin membuat Gawin tak bisa tidur lelap. Ya, mereka sungguh hanya tidur bersama, tak ada tendensi lain dari ajakan pria itu. Rupanya masing-masing dari mereka sudah terlalu lelah untuk bercinta atau bahkan hanya sekadar masturbasi bersama.

Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Gawin tertegun, setengah terkantuk-kantuk memulai percakapan dengan diri sendiri. Diliriknya Joss yang masih sibuk bergumul dengan mimpi semalam dan lupa kalau ada prahara yang lebih besar daripada sekadar menjadi diri sendiri. Satu tangannya terulur, menyentuh ujung rambut Joss yang jatuh menutupi mata yang terkatup damai. Gawin sejurus merasa sesak, ada isak yang tertahan di tenggorokan. Ia tak suka merasa seperti ini, tapi entah mengapa ia selalu berakhir begini.

"Jangan jatuh cinta sama gue," bisik Gawin lirih, terdengar lebih seperti doa ratapan daripada racauan melantur. "Gue gak sebaik itu. Lu bisa cari yang lebih baik dari gue."

Hening.

Ucapan itu memang tidak untuk dijawab oleh siapa pun. Gawin menarik lagi sentuhan reniknya pada ujung rema Joss dan menghela napas panjang. Isi kepalanya terlalu rumit untuk diurai hari ini. Mungkin seperti hari-hari sebelumnya, Gawin bisa mengabaikannya dengan gurauan garing dan komentar sinis yang muncul dari ketidakpercayaan dirinya.

Garis dan tembok itu, harus dibangun lagi dengan rapi.  

[Joss x Gawin] Our Alternative RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang