"Roy" panggil paman.
"Iya paman?"
"Apa kau sudah dengar kabar?"
"Kabar apa paman?"
"Tentang ibumu"
"Kenapa ibu, paman?"
"Minggu depan dia akan menikah lagi"
"..."
"Roy, apa kau baik-baik saja?"
"..."
"Yang sabar ya nak. Kau harus kuat menghadapi cobaan ini semua dengan sabar. Kelak pasti kau mendapatkan balasan yang terbaik dari-Nya"
"I... iya paman" jawabku gugup. Tubuhku bergetar. Aku tak dapat menahan tangisku lagi.
Paman yang melihatku menangis langsung memelukku. Dia mengelus punggungku untuk menenangkan. Aku bersyukur bahwa aku masih memiliki paman yang mau menenangkanku dan ada untukku.
Ibu... bagaimanakah arti hidup ini bagimu? Dengan mudahnya kau tinggalkan kami yang sangat mencintaimu dan memujamu. Perhatian sekecil apapun selalu kami hormati dan harapkan. Kenapa ibu? Kenapa?
Apa ayah tidak berharga bagimu? Dia yang mencintaimu sepenuh hatinya. Dia yang memberimu kemewahan disaat dia jaya. Dia yang sangat hangat dan perhatian padamu. Dia yang selalu berusaha membuatmu tersenyum. Dia juga yang selalu membuatmu bagaikan seorang ratu selama kau bersamanya. Tapi kenapa kau tega menyakiti hatinya dan pergi meninggalkannya? Apa salah ayahku, ibu? Apa hanya karna ayah cidera kau lakukan ini semua padanya? Bukan salahnya kalau ia cidera, ibu. Itu sebuah kecelakaan. Kalau pun dia cidera. Dia tetap bisa memberi mu harta yang melimpah. Namun yang dia minta hanya perhatianmu. Dia hanya ingin bermanja pada istri yang amat ia cinta. Kenapa engkau tak mengerti juga ibu? Setelah kepergiannya pun engkau masih bersikap sekeji ini? belum seminggu ayah meninggal ibu dan kini kau akan menikah kembali? Aku sangat ingin membencimu seandainya aku tak ingat bahwa kaulah yang mengandungku selama 9 bulan 10 hari. Kau lah yang melahirkanku dengan mempertaruhkan nyawamu. Kau yang merawatku dengan kasih sayang hingga ku lulus Sarjana Ekonomi. Sekarang rasa apa yang seharusnya aku berikan kepadamu ibu? Kebanggaankah karna kau yang seorang Duta luar negri menjadi ibuku? Kekecewaankah karna kau telah menghianati ayahku yang juga suami sahmu selama bertahun-tahun lamanya? Ataukah aku harus benci padamu yang telah menjadi penyebab utama kehancuran keluarga kita? Aku harus apa ibu? Katakanlah...
Tangisku semakin menjadi-jadi. Paman mendekapku semakin erat. Malam ini adalah malam yang menyakitkan bagiku. Sungguh malam yang sangat membuatku terluka. Ya Tuhan... Inikah takdir yang kau tuliskan untukku? Sesakit dan sekacau ini kah Tuhan? Apa dosaku Tuhan? kenapa aku harus mendapat cobaan seberat ini? Ataukah ini adalah karma dari dosa-dosa kedua orang tuaku?
Bulan kini sebagai saksi bisu atas tangisku yang memilukan hati, jiwa, dan raga yang seakan rapuh dan tak ada alasan untuk ada lagi. Inginku akhiri kehidupan yang kelam ini. Namun apa daya ku. Tak mungkin ku korbankan nyawaku hanya karna kesalahan kedua orang tuaku, atau lebih tepatnya kasalahan perempuan yang telah menghadirkanku ke dunia ini.
'Oh tuhan... kuatkanlah hambamu yang lemah ini' doaku yang terwakili dengan butiran bening yang jatuh dari kelopak mataku ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Fiksi RemajaKu memang tak sempurna. Bila dibandingkan dengan kalian yang memiliki segalanya dari keharmonisan keluarga. Aku terlahir dalam keluarga yang harmonis dulu. Itu dulu. Hanya masa lalu. Dan kini nyatanya, keluarga harmonisku telah pupus tak bersisa. Se...