Seven

1.8K 70 1
                                    

Keesokan harinya. Fajar menyapa, kokokan ayam jago mulai terdengar. Membuat aku terbangun karenanya. Embun di rumput hijau terlihat sangat indah.

Ku berjalan menyusuri jalan yang sunyi berselimut dinginnya angin yang menyapa. Langkahku terhenti didepan sebuah sosok yang sangat cantik. Sosok yang sering muncul dalam mimpiku setiap malam.

"Kezya? Sedang apa kau disini?" tanyaku tak percaya, kekasih tercintaku berada di hadapanku sambil tersenyum dengan manisnya.

"Aku turut berduka cita atas meninggalnya ayah kamu. Maaf aku baru pulang dari rumah almarhumah nenek di Surabaya." katanya sambil memelukku.

"Iya, enggak apa. Aku juga turut berduka cita atas meninggalnya nenek kamu." jawabku sambil perlahan melepas pelukkannya.

"Apa kau baik-baik saja sayang?" tanyanya.

Reflek ku peluk ia kembali dan berkata,"Saat kau tak ada di sampingku, banyak kejadian yang telah ku alami."

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Jangan menyerah, sayang. Hidup ini jangan dianggap beban. Jalani saja dengan ikhlas. Percayalah kebahagiaan akan menunggumu di hari esok." hiburnya.

Selama ini hanya dia yang mengerti aku. Disaat aku terpuruk dalam kondisi keluargaku yang kacau, dialah yang menguatkan aku. Dia tak seperti perempuan lain yang hanya mengincar hartaku saja.
Cintanya tulus untukku. Kelembutan kasih sayangnya membuatku luluh. Senyumnya yang manis senantiasa menyemangatiku.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang