Ini malam keduaku berada di tambak. Kali ini aku hanya berjalan berkeliling tambak sendirian.Malam yang sunyi sendu terasa. Tak ada seorang pun disini, tapi suasana yang menyelimuti sangatlah membuat nyaman. Walau dinginnya malam mulai menusuk kalbu, itu tak dapat mengurangi keindahan alam pada malam ini.
Bulan hanya ada satu di langit. Tapi akan menjadi dua bila dilihat dari air tambak. Air tambak berkilauan. Kilau yang kulihat malam ini sangat berbeda dengan yang kulihat siang hari tadi.
Kali ini, bulanlah yang berkuasa. Dan bulan bukan hanya membuat air tampak indah, namun juga membuat siapapun yang melihat air tambak pada malam ini akan merasa nyaman dan damai. Ini adalah pemandangan yang tak akan pernah aku lupakan.
"Siapa disana?" teriak seorang pria sambil mengarahkan senternya ke arahku.
"Loh, mas Roy?" tanya pria itu.
"Kang Ujang?" tanyaku terkejut.
"Saya sedang mengecek tambak sebentar, mas. Takutnya ada maling udang yang datang." jawab Kak Ujang sambil mengarahkan senternya ke sekitar tambak.
"Maling udang? Emang masih ada ya kang?" tanyaku sambil tertawa.
"Loalah... ya enggak tau, mas. Tapi kan ya buat jaga-jaga saja, lah jemuran saja ada yang maling, apalagi udang yang mau panen seperti ini?" jawab Kang Ujang sambil tertawa.
"Yasudah, mas. Permisi saya mau pulang dulu. Istri saya pasti menunggu di rumah." lanjutnya.
"Yasudah, hati-hati kang. Salam ya buat istrinya." ujarku ke Kang Ujang yang tampak terburu-buru untuk pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Novela JuvenilKu memang tak sempurna. Bila dibandingkan dengan kalian yang memiliki segalanya dari keharmonisan keluarga. Aku terlahir dalam keluarga yang harmonis dulu. Itu dulu. Hanya masa lalu. Dan kini nyatanya, keluarga harmonisku telah pupus tak bersisa. Se...