HAPPY READING GUYS.
Gio dan Lya tengah dalam sebuah perjalanan, di mana Lya tidak mengetahui tujuan akhir mereka. Gio dengan sengaja merahasiakan lokasi di mana mereka akan mengakhiri perjalanan. Lokasinya cukup jauh, hingga Lya terlelap tidur di dalam mobil. Gio yang melihat Lya yang sedang tidur merasa gemas sendiri, rasanya ingin menggigit pipi gembul milik Lya.
Setelah perjalanan sekitar satu jam tiga puluh menit, akhirnya saya tiba di tujuan. Namun, Lya belum juga bangun. Gio terkekeh kecil melihat gadis yang biasanya galak dan cuek padanya, bisa semenggemaskan ini saat tertidur.
"Cantik". Batin Gio.
"Ly, bangun. Kita udah sampai". Gio membangunkan, sambil mengelus surai hitam milik Lya.
"Eughh. Ngapain lo pegang- pegang!", Lya marah saat ia tersadar dan menemukan Gio sedang memegang kepalanya tanpa izin.
"A-anu, tadi gue liat dikepala lo ada kutu jadi gue usir kutunya. Seharusnya lo berterimakasih sama gue, bukannya marah-marah gajelas!". Elaknya agar Lya tidak salah paham.
Setelah drama kutu itu tadi, Lya memilih mengalah supaya lebih cepat menuju tempat yang dirahasiakan Gio.
"Eits, tunggu bentar di sini!", Titah Gio dan terpaksa dituruti oleh Lya.
"Nih pake", Ucap Gio sambil menyodorkan penutup mata kepada Lya.
"Untuk apa?" tanya Lya dengan kebingungan.
"Udah gausah banyak tanya, sini gue pakein".Gio berkata lalu dengan lembut memasangkan penutup mata itu pada Lya.
Gio dengan hati-hati mengarahkan Lya menuju ke tempat rahasia tersebut agar mereka tidak bertabrakan.
"Udah belum sih?, lama amat. Gue udah cape jalan tauk!". Gerutu Lya karena tidak sampai-sampai.
"Sabar dong, bentar lagi sampe". Sahut Gio.
Sampailah mereka ditempat itu...
"Oke, kita udah sampai," kata Gio sambil perlahan membuka penutup mata Lya dengan lembut.
Ketika penutup mata itu dibuka...
.
.
.
.
.
.
~~~
Betapa terkejutnya Lya saat itu, ketika ia melihat danau yang serupa dengan tempat tragedi kematian sahabat kecilnya terjadi. Perlahan-lahan, air mata Lya mulai jatuh, hingga membasahi pipinya.
"Kenapa lo bawa gue kesini?", Tanya Lya dengan penuh penyesalan karena menuruti ajakan Gio.
"Tempat ini kan yang buat lo jadi Lya yang sekarang?", ucap Gio bertanya kembali.
"Sebenernya gue udah tau tentang trauma yang lo alami, sampai lo gamau lagi berurusan sama cowok", kata Gio. Yang menyebabkan tangisan Lya semakin menjadi-jadi.
"Nangis aja sampai bener-bener puas, gue tau ini terlalu berat buat lo. Tapi mau sampai kapan lo kayak gini?. Lo juga harus ingat, masa depan lo masih panjang!. Jangan biarkan trauma merusak masa depan lo nanti". Sambung Gio, dan menarik Lya ke dalam pelukannya.
"Mulai sekarang lo harus bisa lupain masalalu lo itu!, gimana pun caranya lo harus berani", tegasnya kepada Lya.
"G-gue gabisa Gi", Lya berkata dengan suara bergetar di dalam pelukan Gio .
"Ada gue!, gue janji akan bantu sampai lo bener-bener bisa lupain dia". Jawab Gio dan 'Dia' yang dimaksud oleh Gio adalah Abizam, sahabat masa kecil Lya yang telah meninggal dunia.
Hati Lya jauh lebih tenang setelah mendengar penuturan yang terdengar sangat tulus dari Gio yang menginginkannya untuk melupakan segala sesuatu yang telah menyedihkannya selama ini.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
love trip
Teen FictionPerjalanan cinta sepasang kekasih sering kali penuh dengan tantangan dan masalah. Bisakah mereka mengatasi hal tersebut? Atau akankah mereka menyerah di tengah jalan?.