HAPPY READING GUYS
"Mentang -mentang udah ada cowok, sahabatnya dilupain!" cibir Kate.
"Iya, Lya tega banget sama kita" sambung Fatiha.
"Sssssttt! jangan keras-keras ngomongnya, nanti kita bisa ketauan" ujar Leiza menegur teman-temannya agar tidak berisik.
"Nih Ly es krim lo" Gio yang baru datang langsung mendudukan diri dikursi dan menyodorkan es krim yang Lya pesan.
"Thanks" ucap Lya tersenyum simpul.
"Oh ya, tadi kenapa lo tumben banget gak ngerjain tugas dari pak Ed?" tanya Lya.
"Gue cuman lagi sibuk aja" jawab Gio dengan raut wajah songong.
"Ppffttt..Hahahahaha! seorang Gio sibuk? sibuk godain cewek?" tawa Lya pecah karena Gio merasa dirinya adalah orang penting yang sibuk karena banyak pekerjaan.
"Gue beneran, gausah ketawa!"
"Iya-iya gue percaya"
Gio tersenyum sumringah ketika melihat Lya sudah ada perubahan yang dulunya sangat acuh pada laki-laki kini mulai bisa menghilangkan sikap itu walaupun sedikit demi sedikit.
"Emm Gi, gue mau nanya sesuatu ke lo" ucapan Lya tiba-tiba yang terdengar serius.
"Soal apa?" jawab Gio mengangkat satu alisnya.
"Soal yang lo bilang ke gue waktu lo ajak gue ke danau. Lo bilang ke gue kalau lo udah tau semua tentang masalalu gue, lo tau darimana?"
Mendengar pertanyaan dari Lya, Gio merasa bingung untuk menjawabnya. Jika ia memberitahu semuanya pada Lya, dia pasti akan kecewa padanya, dan perjuangan Gio untuk membantu Lya keluar dari masa lalunya yang kelam akan sia-sia.
"Tapi janji dulu sama gue jangan marah kalau gue udah jelasin semuanya, okay?" ujar Gio memohon agar Lya tidak marah padanya.
"Well I'll try"
Tapi gak janji.
"Lo masih inget waktu gue pegang tangan lo di hari pertama gue sekolah?" tanya Gio mulai bercerita dan Lya mengangguk bahwa ia masih ingat kejadian saat Gio mencekal tangannya pada waktu istirahat.
"Nah itu lo keliatan marah banget waktu gue pegang tangan lo, jadi gue penasaran sama lo karena sikap lo yang beda sama murid lain, dan pas lo pergi Leiza sahabat lo itu masih ada di situ jadi gue tanya kenapa sikap lo kayak gitu. Leiza cerita ke gue tentang semua yang buat lo trauma sampe sekarang, dan dari situ gue langsung berfikir untuk bantuin lo ngelupain semuanya karena gue juga pernah ngerasain hal yang sama dan itu rasanya gak enak banget" ungkap Gio pada Lya.
Mendengar penjelasan dari Gio, raut wajah Lya langsung berubah datar seperti Lya yang dulu. Ini kali pertama ia merasa kecewa dengan Leiza, sahabatnya sendiri. Lya berpikir, mengapa Leiza tega mengingkari janjinya untuk tidak membocorkan semua masalah pribadinya kepada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
love trip
Подростковая литератураPerjalanan cinta sepasang kekasih sering kali penuh dengan tantangan dan masalah. Bisakah mereka mengatasi hal tersebut? Atau akankah mereka menyerah di tengah jalan?.