Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen yaa dira lovers!!!
Hari - hari berganti, Zee sudah mulai melupakan masalahnya dengan Arga. Dia sudah bisa mengukir senyumnya lagi, dengan segala upaya yang di lakukan teman - temannya kini Zee jauh lebih baik.
Hari ini adalah ulang tahunnya, dia hanya berharap hal baik selalu menyertai langkahnya. Dia tidak pernah dirayakan, oleh keluarga ataupun saudara. Setiap tahun, Zee selalu membuat acara sendiri dan memesan kue untuk diri sendiri.
Tempatnya tinggal memang ramai, tapi Zee selalu merasa sendirian.
***
Arga berjalan menyusuri lorong koridor, dengan beberapa buku paket di tangannya. Kakinya berhenti saat tak sengaja melihat Karisa bersama Rea dan Alysa, ketiganya seperti sedang membicarakan hal yang cukup serius.
Mereka lagi ngapain disitu? batin Arga bersembunyi di balik dinding sembari mengamati mereka.
"Lo tahu 'kan, seberapa berpengaruhnya gue di sekolah ini?" tanya Alysa memegang bahu kanan Karisa yang saat ini sedang menunduk.
"I- iya, Ca. Gue tau, gue nggak akan beberin ini ke siapapun termasuk Arga." Suara Karisa terdengar gemetar, Arga di seberang semakin dibuat penasaran setelah namanya di sebut.
Maksud Karisa apa? batin Arga bertanya dan terus mengamati raut wajah Karisa yang memucat.
"Bagus deh, jadi kita nggak perlu cape - cape buat nutup mulut lo!" Rea menepuk - nepuk pipi kanan Karisa.
"Tapi kalian janji, ya? Kalo warung ibu gue bakalan terus rame? Jangan suruh Andi atau siapapun buat ngerusuh di sana. Gue bakalan tutup mulut, soal kalian yang udah manas - manasin dan bikin berita palsu buat hancurin hubungan Zee sama Arga." Karisa gelapan, namun Alysa dan Rea malah tersenyum puas.
"Good girl! Kita cabut dulu ya, Ris!" Alysa melambaikan tangannya sebelum akhirnya pergi, menyisakan Karisa yang masih berusaha mengatur napas.
Gue minta maaf, Ga. Gue nggak bisa jujur, cuma semesta yang bisa bikin hubungan kalian jadi balik kaya dulu. Batin Karisa menyandarkan tubuhnya ke dinding.
Arga yang sejak tadi bersembunyi keluar dengan tatapan emosional, dia berjalan mendekat pada Karisa. Karisa yang menyadari kedatangan Arga ingin sekali melangkah pergi, namun langkahnya terhenti saat tiba - tiba Tari muncul di hadapannya.
"Arga? Lo udah lama disini?" tanya Karisa namun tak mendapat jawaban dari Arga.
Apa jangan - jangan Arga denger pembicaraan gue sama Alysa dan Rea? batin Karisa menatap Arga dengan tatapan panik.
Tari yang menyadari situasi sedang panas menatap Karisa dengan raut wajah kebingungan, Karisa pucat pasi dengan degup jantung tak beraturan dia beberapa kali meneguk ludahnya sendiri seperti orang ketakutan.
"Ris, lo kenapa si? Kalian kenapa? Arga?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Tari, dia benar - benar dibuat curiga dengan sikap aneh yang di timbulkan karna ketakutan Karisa.