002. Ini Cinta?

24 2 0
                                    

Tatapan Zee kosong, dia hanya terduduk diam dengan semua kebisingan di dalam otaknya. Sebentar lagi ujian, Zee yang tergolong murid baru masih belum mengerti beberapa hal.

Gue bisa nggak ya dapet nilai bagus? Kalo nggak dapet, nanti gimana? batin Zee mengembuskan napas gusar.

Kemudian dia bergerak, menumpukan kepalanya pada telapak tangan kirinya. Zee terdiam sejenak, sebelum akhirnya memilih untuk memejamkan mata.

Kya!

"Copot - copot!" seru Zee saat lengan yang di gunakan untuk menumpu di tarik begitu saja, membuatnya terkejut dan terhantuk meja.

"Ish!! Siapa sih, ganggu orang mau tidur aja!" geram Zee, matanya membulat saat menyadari bahwa orang itu adalah Arga. "Lagi - lagi, nggak bosen apa lo gangguin gue?"

"Kasihan mana masih muda, udah latah duluan!" kekeh Arga, Zee mendengus kesal.

Arga tampak gemas dengan mimik wajah Zee yang mengesal. Memang sudah tujuannya, membuat Zee kesal untuk melihat raut gemas yang Zee buat saat marah.

Semoga gue bisa terus kaya gini sama lo, Zee. Batin Arga tersenyum sendiri, Zee yang melihatnya langsung mencubit keras lengan Arga sampai membiru.

Selalu saja begitu!

"Ah ampun Zee, ampun! Okay, iya - iya gue minta maaf!" Arga meringis kesakitan, Zee tersenyum puas melihat reaksi Arga.

Siapa suruh ngeselin! batin Zee terkekeh.

"Ngeselin banget sih, saakit tau kepala gue!" Zee mengusap dahinya yang terbentur meja, memang sedikit memar.

"Ya, sorry gue kira lo tidur boongan!" sahut Arga sembari mengusap dahi Zee, mengaktifkan gerak jalan tak beraturan di dada Zee.

Blush!

Rona merah muncul merata di pipinya, Zee tak sadar akan hal itu. Sejenak ia terdiam, dengan menatap wajah Arga yang kini jaraknya cukup dekat dengan wajahnya.

Gue kenapa? Salting? Sama Arga? Cowok rese ini? batin Zee tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Semua kosong, perasaan ini muncul setiap Arga tak sengaja melakukan hal manis padanya. Apa Zee benar - benar jatuh hati pada spesies langka seperti Arga Arsenio Nararya?

Tidak!

"Bodo amat!" Zee menepis lengan Arga dan segera memalingkan wajah, meneguk ludah dan menarik napas dalam - dalam.

Parah!

Arga tersenyum menyadari wajah Zee yang tiba - tiba memerah, dia pergi dengan langkah santai tanpa bersuara. Kembali ke tempat duduknya, matanya lekat terus mengamati Zee di seberang.

Apa ini artinya gue punya kesempatan buat dapetin lo? batin Arga mencoret - coret bukunya dengan coretan abstrak.

Diam - diam saling menyukai, tanpa kata dan suara. Saling mengamati tanpa saling mengetahui. Cemburu ketika dia dekat dengan yang lain, namun malu mengutarakan. Karna di antara Arga, cinta dan Zee ada gengsi yang cukup besar berada di tengah mereka.

Mampukah mereka melewati ini? Akankah Arga mengutarakan perasaannya? Atau tetap bersembunyi di balik kata pertengkaran?

***

Zee dan teman - temannya sedang berada di kantin. Duduk di barisan tengah, mereka sedang serius mengobrol tentang ujian yang akan segera datang.

"Gue aja nggak ngerti sama sekali!" teriak Nayla menggebrak meja, mendapat gelengan cepat dari Diva.

"Sejak kapan lo pernah paham sama matematika?" Karisa menaikkan satu alisnya, ditambah Freya yang hanya tersenyum saja.

"Nggak pernah si! Hehe!" Nayla tertawa terbahak - bahak.

Tangkai Cinta Milikku (Andai aku bisa kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang