Ini kali pertama Jena memasuki area dapur di rumah Nadira, sebab dirinya juga baru pertama kali menginjakkan kaki di kediaman milik Aron aldebaran, papa dan Nadira putri aldebaran.
“Wah, wangi apa ini, ke cium banget sampe kamar. Masak apaan jen?” Nadira menghampiri Jena yang tengah memasak nasi goreng.
“Cuman masak nasi goreng” ucap Jena dengan tangan yang masih bermain dengan alat dapur.
“Emm.. kayak nya bakalan enak. Masakan lo itu gak pernah gagal.” Puji Nadira dengan tangan yang mencubit pipi Jena gemas.
“awwss.... apaan sih, cuman masak nasi goreng aja di puji, nanti kalo gue terbang, gimana?”
“Lo mau terbang pake ketek?”
“Asem, lo.”
Setelah Jena menyiapkan sarapan di meja makan, kini saat dirinya akan duduk, kegiatan nya terhenti oleh ucapan Nadira. “Btw, papa gue mana?”
“Ngapain tanya ke gue?”
“Ya siapa tau aja, tadi lo udah ajak sarapan bareng.”
“Itu bokap lo, ngapain gue yang ajak. Lo aja gih.”
“Yaudah, bentar, jangan makan duluan.” Saat Nadira akan menghampiri Aron, ternyata Aron sudah turun dengan pakaian rapih nya, menghampiri mereka di meja makan.
“Morning, sayang.”
Cup.
Aron mengecup kening Nadira. “Pagi juga pa, ayo sarapan dulu.” Ucap Nadira mengajak Aron sarapan bersama. Berbeda dengan Jena, dia hanya cuek saja tidak memperdulikan interaksi mereka berdua.
“Siapa yang masak? Kamu dir? Papa kesiangan, jadi gak bisa buatin sarapan.”
“Bukan, tuh dia yang bikin” Nadira menunjuk Jena dengan dagu nya.
Aron sesaat menatap pada Jena, namun Jena tidak melirik nya sedikit pun pada Aron. “Papa sarapan di kantor aja, ini udah kesiangan.”
“Ettsss... Pokoknya papa harus sarapan dulu di rumah” Cegah Nadira saat melihat Aron yang akan beranjak dari sana.
“Cobain nih, masakan nya Jena gak pernah gagal. Enak pol,” Sambung nya dengan membawa Aron duduk kembali di kursi.
“Gak usah di makan, om. Nanti keracunan.” Tukas Jena.
“Jena_” Nadira menyenggol kaki Jena.
Pada akhirnya, Aron duduk dan mencicipi makanan buatan Jena. “Biasa aja,” lontar Aron begitu saja.
“Apanya?” tanya Nadira
“Rasa nya.”
“Yakin? Gak bakal minta lagi?” Jena menatap Aron intens dengan satu mata di kedipkan membuat Aron yang sedang mengunyah seketika tersedak.
“uhukk...uhukk...”
“Eh, hati-hati dong, pa. Nih minum dulu.” Nadira memberikan gelas berisi air pada Aron.
“Buset, gue kedipin aja langsung tersedak.” Batin Jena menertawakan Aron.
𖥱
“kasihan gak sih, jen” Ucap Nadira.“Siapa?” tanya Jena menatap Nadira yang tengah memainkan sendok bekas makan nya tadi.
“Papa gue.”
“Gara-gara tadi tersedak?”
"Bukan."
“Lah, terus?”
“Gue tau, sebenarnya papa gue kesepian hidup nya, apalagi di tinggal sama buna gue udah dua puluh tahun.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Duda [on going]
RomanceBukan cerita tentang percintaan yang di paksa oleh orang tua, tetapi cinta berawal dari permintaan sang anak dari seorang Duda bernama Aron Aldebaran. kisah cinta yang tidak pernah Jena bayangkan, membawa nya masuk terjebak di pelabuhan Duda yang s...