7

499 16 1
                                    

“Aron masih cinta sama saya, jena! Jauhi Aron, dia berhak bahagia. Jangan ikuti ego kamu karena ke inginan Nadira.”

Jena menatap nadin di tepi tebing. “T-tapi mas Aron udah jadi suami Jena, tante.”

“Aron milik saya! Saya emang gak ada di sana, tapi saya selalu ada di dekat nya. Apa yang kalian lakukan, saya tau.” Ucap nadin menatap Jena dengan sorot mata yang tajam.

“Lalu Jena harus, gimana? Jena gak mungkin ninggalin mas Aron sama dira begitu aja.”

Nadin semakin maju mendekat pada Jena. “Kamu juga harus mati, biar Aron dan Nadira hidup tanpa orang baru di kehidupan nya.”

*Brukk

Nadin mendorong Jena jatuh ke jurang sana.

“ARRRGGGHHH!!”

Jena terbangun dari tidur nya dengan deru nafas yang tidak teratur, dan kening nya di banjiri keringat.

“Kamu kenapa, sayang?” Aron ikut bangun dan mengusap pelipis Jena yang penuh dengan keringat.

“Hufftt..” Jena berusaha mengatur nafasnya. Saat melihat Aron akan mendekat pada dirinya, dengan sigap Jena menjauh. “Jangan deketin, jena!” sontak pergerakan Aron terhenti.

 
“Gue tadi mimpi?”

“Tapi, kenapa mimpi itu seolah-olah tante nadin gak setuju sama pernikahan gue dan mas aron.”

 

“Kamu mimpi sesuatu?” tanya Aron begitu melihat Jena yang mulai reda dengan rasa panik nya.

“Enggak, Jena gakpapa mas.”

“Yaudah, sekarang kamu bersih-bersih badan dulu gih, setelah itu kita beresin barang-barang yang mau di pindahin ke gudang.”

Seketika pandangan Jena melihat ke arah foto pernikahan Aron dan Nadin. “Mas.”

“Iya.” Ucap Aron menatap Jena.

“Kayak nya, foto pernikahan kamu sama tante nadin jangan di pindahin ke gudang.”

“Why? Mas cuman simpan di gudang, gak akan mas buang.”

Jena menundukkan kepalanya. “Jena gak mau nanti mendiang buna nya dira gak setuju, mas.”

Aron menghampiri Jena dan duduk di samping nya. “Sayang, sekarang istri mas itu cuman kamu. Dulu, memang buna nya dira istri satu-satu nya mas.” Tangan aron mengusap kepala Jena.

“Mas, apa kamu bakal ninggalin Jena, sewaktu-waktu nanti ada seseorang yang bisa menangin hati dira lebih dari jena?”.

“Kenapa nanya kayak gitu, hm?”

“Jena udah melepas masa gadis Jena seutuhnya buat jadi seorang istri dan ibu. Tapi kalo nanti ada seseorang yang bisa menangin hati kamu sama dira, jangan ninggalin Jena gitu aja, ya?” Aron memeluk tubuh Jena dan mengusap punggung nya. “sebenarnya kamu kenapa? tiba-tiba tanya hal seperti itu, hati mas selama nya hanya untuk kamu aja jena.”

“untuk tante Nadin?” tanya Jena.

“Dia punya tempat sendiri di hati mas, jadi jangan berpikir yang lain-lain, ya.”

“Kali ini gue bener-bener takut kehilangan mas Aron sama dira.”

***

“Duarr!”

Nadira menghampiri Jena yang tengah melamun di dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak Duda [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang