*—_—*
Welcome...!
Begitu banyak tamu yang datang hari ini. Itu adalah sebuah pesta pernikahan dari satu di antara tiga keluarga konglomerat yang menghuni istana hatitri atau keluarga trisula. Di atas lahan yang mencapai puluhan hektar itu terdapat tiga bangunan utama sebagai hunian dari tiga klan keluarga dengan beberapa bangunan-bangunan kecil sebagai penunjang aktivitas maupun tempat kegiatan apabila ketiga keluarga itu ingin menghabiskan waktu bersama dalam acara khusus.
Sepanjang jalan terdapat banyak papan ucapan selamat kepada mempelai pernikahan hari ini. Oseano Diwangka Halim dan Delanka Klarisa yang menjadi raja dan ratu pada hari ini. Setelah melalui berbagai macam perkenalan berawal dari hubungan atasan dan bawahan yaitu sekretaris. Keduanya bekerja atas nama profesionalitas namun benih-benih cinta hadir di antara mereka.
Lima tahun mengenal, dan setengah tahun berpacaran. Oseano melamar sang pujaan hatinya memboyong seorang Delanka untuk masuk dalam kehidupannya dan menjadi bagian dari keluarga dan istana Halim.
Pada ketiga istana yang menjulang langit, memang terdapat tiga ballroom megah yang dibangun dengan jarak masing-masing dua kilometer. Bagi para middle apalagi lower class, mata mereka pasti sudah juling melihat betapa luasnya lahan milik keluarga konglomerat ini. Mungkin juga, taman labirin yang terawat di bagian selatan dekat istana Tribuana ini bisa membuat siapapun tersesat di dalamnya.
Menjelaskan kekayaan seseorang memang tidak akan pernah selesai apalagi bila menghitung aset dan berapa properti yang dimiliki. Ini seperti hiburan diantara mereka yang hidup kekurangan. Itulah ironinya kehidupan.
Lantas, di ballroom milik Halim yang sedang bergemuruh itu. Terdapat gazebo-gazebo kecil sebagai tempat minum atau makan dan sekadar mengobrol. Itu adalah gazebo yang memanjang dengan atap dan tiang-tiang marmer yang kokoh serta sulur-sulur tumbuhan berbunga merambati tiap sisinya. Di gazebo itu, beberapa saudara sepupu dari pengantin pria tampak berkumpul bersama.
"Muka lo kenapa ditekuk gitu?" Reigan, laki-laki dengan potongan rambut undercut berlapiskan pomade itu dapat melihat bagaimana sedari tadi saat mereka semua datang, sepupunya ini sepanjang acara hanya memperlihatkan raut masam. Padahal ini adalah hari bahagia di mana sang kakak sulungnya akhirnya melepas masa lajang. Kakak dari mereka semua. Oseano Diwangka Halim dengan sang istri Delanka Klarisa yang pernah menjadi sekretarisnya sendiri.
Sambil menyesap segelas mocktail berwarna kuning di atas meja, Orion si bungsu dari Halim itu tampak mengembuskan napas pasrah, "Mama Anne minta gue balik ke perusahaan."
"Serius?" Banyak pasang mata yang menjawab serempak dengan respon yang sama.
Sedetik kemudian si sulung Tribuana terbahak, jelas dia terbahak paling kencang di antara mereka semua. Seolah telah menemukan tandemnya dalam berkeluh kesah masalah pekerjaan dan giliran siapa yang akan menjadi apa dalam tahta pewaris di antara tiga raksasa bisnis tersebut. "Hahaha, akhirnya lo merasakan penderitaan gue juga. Gue masih inget banget ya tiga bulan lalu gue ngeluh-ngeluh cerita sama lo, lo nya malah asyik liburan di Hawaii, cuci mata liat cewe-cewe eksotis aduhai berbikini minimalis. Memang Tuhan itu maha adil..." Orion sudah menatapnya kesal dan ingin melemparnya dengan gelas.
"Ngisi bagian apa, Mas?" salah satu sepupu perempuan dengan warna rambut pirang kemerahan di antara mereka bertanya.
"Home living yang udah lumutan gara-gara gak ada yang atur. God, this is can't be real. Tell me, guys?" Orion ingin mendengarkan bahwa ini semua masih mimpi. Dia belum siap atau bahkan tidak pernah siap. Lantas, kenapa tidak berikan saja pada sang kakak sulung saja semuanya. Dia ikhlas, sungguh. Benar-benar ikhlas sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Oldest Tiankar and His Tomboy Bodyguard
RomanceMenjadi sang pewaris sulung dari Tiankar Group, tidak serta-merta membuat hidup Azrael menjadi tenteram. Ia pikir sang Mama tidak akan sibuk untuk merecoki kehidupannya lagi terlebih urusan asmara. Azrael bukannya tidak suka wanita. Dia normal, nam...