Part -7

7 1 0
                                    


Avenna berdiri seraya mendongak pada bangunan tinggi menjulang di hadapannya. Komplek apartemen mewah di kawasan kelapa gading. Tidak usah dihitung berapa biaya sewa satu unit kamar di tempat ini. Avenna bahkan sudah kepalang juling melihat berapa banyak digit nol yang tertera.

Avenna juga menggaruk pelipisnya. Apa yang dia lakukan di sini? Kenapa bisa sampai nyasar ke sini? Oh tentu saja, Hamdan yang menyarankan. Sedari tadi pagi saat Avenna tiba di Tiankar Company, ruangan pak bos tertutup rapat. Memang biasanya begiu hanya saja tidak ada tindak-tanduk kedatangan Azrael atau jejak sang bos yang keluar dari balik pintu misalnya. Avenna lantas bergeming, kalau ke kantor juga tidak berguna kan, siapa yang mau dia kawal memangnya?

Apanya yang mau dikerjakan? Hamdan adalah sekretarisnya. Laki-laki itu bahkan dengan enteng berkata. "Mbak, Pak Bos hari ini wfh, gue juga gak tau alasannya apa. Cuma kalo lo mau susul ke apartemennya. Entar gue kasih tau lewat chat ya."

Nah, begitulah kira-kira sampai kaki jenjang Avenna mendarat di sini. Sekarang dia sudah tiba lobi apartemen. Dengan kikuk ia menyapa penjaga dibagian front desk dan menanyakan lantai sekian dengan unit sekian.

Penjaga itu awalnya ragu memberitahu, seperti aturan tersirat yang wajib diketahui para pekerja, itu adalah unit khusus dari pemilik perusahaan Tiankar. Mau apa tamu ini datang, dia tidak bisa sembarang memberikan izin untuk masuk begitu saja. Tetapi, saat ia melihat nametag dan penjelasan singkat dari wanita semampai dan berambut pixie haircut ini. Penjaga itu langsung mempersilakannya untuk pergi menuju lift khusus.

Di dalam lift, sekitar satu menit dan kemudian terbuka, langkah kaki perempuan itu sampai di lantai ke sekian tempat unit sang atasan berada, Avenna pun berpikir lagi, apa dia turun saja ya? Melihat pintu tebal dengan bel yang tersemat di sisi pojok pintu. Tangannya sudah mengambang di udara, satu detik dua detik menjadi ragu. Tapi, ya sudahlah, kepalang basah sekalian saja menceburkan diri.

Ia menekan bel tersebut. Untuk apartemen mewah seperti ini bahwasannya pasti memiliki kamera kecil di balik pintunya itu untuk melihat siapa gerangan tamu yang datang berkunjung. Lama sekali Venna menunggu mungkin sekitar satu menit. Apa bosnya tidak ada di apartemen? Tapi Hamdan berkata bosnya ada di sini. Juga dia sudah jarang pulang ke istana Tiankar. Venna sekali lagi ingin memencet bel itu sebelum kenop pintu terbuka pelan.

Venna menahan napas saat melihat bosnya menatapnya dengan pandangan yang sama. Terkejut, tak menyangka, atau apalagi? Venna tersenyum formal mungkin sedikit kikuk dari tingkahnya.

Azrael tidak rapi seperti biasa. Tidak ada setelan celana bahan dan jas mewah yang membungkus tubuh tingginya. Hanya celana selutut dan baju kaos putih yang mencetak setiap lekukan tubuhnya, Holy sh-Venna get your grip. Venna lalu fokus menatap Azrael tepat di matanya. "Selamat pagi menjelang siang, Pak."

"Kamu, Avenna?" Azrael bertanya. Damn, Dude. This is your own bodyguard, mendadak amnesia, huh?! Pasalnya apa yang dilakukan perempuan ini di sini? Oh, ya tentu saja karena dirinya kan? Azrael memang sengaja memutuskan untuk Wfh hari ini. Selain karena dia masih kesal sewaktu akhir pekan kemarin karena ledekan para sepupu membuatnya terngiang-ngiang akan seseorang. Azrael juga tidak ingin menghadapi kegilaan para sepupunya semisal mereka datang ke kantor dan mengolok seseorang.

Dan seseorang itu ada di depanmu sekarang, Azrael Tiankar!

"Yes, sir. The one and only Avenna," senyum formal begini saja sudah membuat Azrael sedikit terganggu. Bagaimana jika senyum itu berubah karena sesuatu, seperti senyum kebahagiaan misalnya.

"Kamu kenapa di sini?" Again, your stupid question Azrael!

"Karena bapak ada di sini. Jadi sudah sewajarnya saya selalu berada di sekitar bapak or else bapak harus selalu ada dalam radar saya. Am i wrong?" Venna menjawab dengan lugas tidak tahu perkataannya itu membuat sesuatu dalam diri Azrael terasa tak nyaman. Di bagian dada tepat di sebelah kiri, tepat di sana detaknya sedikit terdengar tidak tenang dan lain dari biasanya.

The Oldest Tiankar and His Tomboy BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang