Prolog : New tattoo

1.3K 138 97
                                    

Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

(Warning : ⚠️ Violence, harsh words, adult scene, triggered content ⚠️)


Prolog : New Tattoo

Bunyi pukulan samsak terdengar di ruang latihan boxing milik Raja. Sang pemilik ruangan sangat serius memukul samsak tersebut, tanpa perduli keringat sudah membasahi kaus singlet hitam yang dikenakannya. Raja rutin berlatih boxing setiap seminggu tiga kali untuk mempertahankan ketangkasannya, ada banyak orang yang harus Raja lindungi. Terutama Mimi.

"Mikaela harus segera disingkirkan."

"Gimana caranya? Saya rasa dia sulit disentuh, seperti ada monster yang menjadi penjaganya."

"Dia terlalu dekat dengan Den Coral, itu yang membuat dia sulit untuk disingkirkan. Kak Arman akan menjadikan Mikaela kepala komisaris saat usia Mikaela dua puluh lima tahun, dua tahun lagi."

"Bagaimana pun caranya, Mikaela harus kita singkirkan."

"Perusahaan Yamada harus menjadi milik kita, bukan Mikaela. Zeir, kamu nggak keberatan, kan kalau adik kamu harus mati?"

"Nggak. Mikaela juga menjadi alasan saya diasingkan ke pulau Savarna. Mikaela, harus bisa kalian bunuh, Paman."

Raja memukul kencang samsak di depannya saat memorinya tentang obrolan orang-orang itu terngiang kembali. Calon tunangannya sedang dalam bahaya dan Mimi tidak memberitahukan tentang semua ini.

Apalagi seseorang yang menjadi sumber terancamnya nyawa Mimi adalah Zeir, Ne Zeir Yamada. Kakak kandung Mimi.

Bagaimana mungkin seorang kakak tega memiliki niat sebusuk itu untuk melenyapkan adiknya sendiri?

Napas Raja berderu kencang, dada bidangnya naik turun seiring napasnya yanb berembus cepat. Keringat mengalir dari dahi menuju leher kokoh Raja, pakaiannya semakin basah hingga membuat tubuhnya yang kekar dan berotot itu tercetak jelas. Bisep di lengan Raja yang basah itu pun terlihat mengkilat karena keringat.

Raja berjalan menyudahi latihan, ia berjalan menuju cermin besar yang ada di ruangan.

"Reiyyan, kita harus melindungi Mimi. Ternyata selama ini nyawa Mimi dalam bahaya, tapi Mimi nggak pernah cerita sama kita." Raja berbicara pada pantulan dirinya di cermin seolah ia sedang berbicara dengan dirinya yang lain.

Raja melepas sarung tinjunya, ia letakkan di atas lemari kecil di samping cermin. Raja memejamkan matanya rapat, kekhawatirannya terhadap Mimi sangatlah besar.

Kenapa Mimi tidak pernah bercerita?

Atau mungkin Mimi tidak tau jika nyawanya sedang dalam bahaya?

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang