Part 3 : Little lie

1K 126 154
                                    

Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

(Warning : ⚠️ Violence, harsh words, adult scene, triggered content ⚠️)

● Part 3 : Little lie

Mimi masih tenggelam dari rasa bimbangnya, ia membuka mata menatap Raja yang tak berhenti memandanginya. Debaran jantungnya berada pada titik di atas normal, bibirnya terus mengeluarkan desahan kecil karena rasa di bawah sana. Tangan Mimi membelai wajah Raja, sorotnya sangat sayu, ia menginginkannya. Wajah Mimi yang memerah seperti tomat itu membuat Raja gemas dan memahami apa yang gadisnya butuhkan.

Raja kembali menyambar bibir Mimi, pinggulnya yang tertutup selimut berhenti bergerak sesaat, mencium Mimi seintens ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya Mimi padanya. Raja juga turut memberikan sentuhan halusnya di paras indah Mimi, bibirnya membubuhi ciuman di pipi, dahi, mata dan hidung Mimi.

"Bukan tanpa alasan Aja minta, Aja nggak seberengsek itu." Raja merendahkan kepalanya ke bahu Mimi. "Aja punya alasan."

"Aja mau membawa Mimi ke tempat yang lebih aman, masuk semakin dalam di dunia Aja, dengan begitu nggak ada siapa pun yang berani melukai Mimi." Raja tak berhenti mengucapkan kalimat untuk meyakinkan Mimi. Ia raih kedua tangan Mimi dan menyatukan jari jemari mereka di samping kepala Mimi. Raja menatap Mimi lagi.

"Satu goresen di kulit Mimi bisa merusak kewarasan Aja." Raja berucap tepat di depan bibir Mimi, sayup-sayup telinga Mimi mendengar suara gemuruh di langit yang menggetarkan kaca jendela di kamarnya.

Entah dalam kondisi sepenuhnya sadar atau tidak, Mimi dapat melihat tatapan Raja yang berbeda dari sebelumnya disertai lampu yang beberapa kali berkedip. Aura mencekam pun mendominasi kamar Mimi tanpa diketahui apa penyebabnya.

Kondisi langit di luar sana pun begitu, kilat menyambar dari awan ke awan meninggalkan cahaya merah menyala yang membuat ngeri manusia saat melihatnya. Lolongan anjing liar pun tiba-tiba terdengar, seolah anjing itu sedang melihat sesuatu di atas langit. Entah apa yang mereka lihat, yang jelas itu bukan sesuatu yang bagus.

Telunjuk Raja mengusap pipi Mimi lembut. "I wanna protect you, Mimi. So, let me take you away to my world."

(Aku ingin menjagamu, Mimi. Jadi, izinkan aku untuk membawamu ke duniaku)

Mimi berkedip beberapa kali, pandangannya mengabur sekilas mata Raja seperti mengeluarkan cahaya kemerahan. "Kalau ... Mimi kasih izin, Aja nggak bakal ninggalin Mimi, kan?"

"No, kenapa Aja harus ninggalin Mimi? Justru Aja pengen punya hak lebih dalam atas diri Mimi buat menjaga Mimi dari bahaya," ucap Raja, ia mulai menggerakkan pinggulnya kembali mengirim rangsangan pada Mimi.

Mimi mendesis seketika, ia memejamkan mata, miliknya berkedut, rangsangan yang Raja kirimkan mulai menguasai tubuhnya. "Ahh..," Satu desahan lolos, membuat pelaku yang membuatnya mendesah mengukir senyuman dalam.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang