Part 6 : Tujuan yang sama

722 105 37
                                    

Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan hujat aku, nggak suka sama cerita ini boleh di skip ya 🙏🏻

(Warning : ⚠️ Violence, harsh words, adult scene, triggered content ⚠️)

❦ ════ •⊰🐉⊱• ════ ❦

Tujuan yang sama

"Papai ke ruang kesehatan duluan. Aja mau ke ruangan Aja sebentar." Raja berkata pada Saga saat mereka hampir sampai di ruang kesehatan Den Coral untuk menjenguk Mimi.

"Raja mau ngapain?" tanya Saga penasaran.

"Ada sesuatu yang harus Aja urus, nanti Aja susul." Raja bergegas pergi ke ruangan pribadinya menggunakan lift karena ruangan dia ada di lantai empat, tepat di samping ruang latihan boxing.

Saga ingin menyusul Raja untuk melihat apa yang hendak putranya lakukan, namun sebuah panggilan masuk dari Fira membuat Saga mengurungkan niatnya dan lebih memilih melanjutkan langkah menuju ruang kesehatan, tempat Mimi diobati di sana.

Sementara itu, saat Raja sudah tiba di ruangannya, ia terlihat sedang mencari-cari sesuatu di lemari. Air mukanya mengeras, ia menahan gejolak emosi yang membara, membakar dada serta nyaris mematikan hatinya saat ingatan mengenai kejadian beberapa menit yang lalu kembali terputar di otak.

Satu tetes darah yang keluar dari tubuh Mimi, Raja anggap sebuah bendera perang sudah dikibarkan oleh sang pelaku. Raja tak perlu menebak siapa dalang dibalik semua ini, pasti Zeir, jika bukan maka antek-antek Zeir yang melakukannya.

Zeir hanya perlu menyuruh mereka untuk bergerak, sedangkan dia sendiri hanya diam, duduk manis menunggu hasil kerja para budaknya. Raja tak perlu koreksi mengenai tebakannya, itu benar, Zeir punya banyak orang untuk diperbudak, dan budak-budak itu mempunyai napsu tinggi dalam mencelakai Mimi.

Bermenit-menit mencari, Raja menemukan barang miliknya.

Robot merpati hitam.

Raja aktifkan robot itu sambil berjalan ke jendela ruangannya, suara yang dihasilkan oleh robot tersebut membuat senyuman Raja terbit. Bukan senyuman penuh kehangatan dan kelembutan, namun senyuman dingin dan mengerikan.

"Terbanglah, cari informasi sebanyak-banyaknya tentang Zeir dan paman-paman Mimi." Raja menerbangkan robot burung tersebut.

Tak perlu khawatir jika robot itu gagal memahami perkataan Raja, robot Raja sudah didesain sebaik mungkin untuk menerima apa saja yang Raja perintahkan, sudah seperti burung sungguhan yang berhasil dilatih oleh tuannya.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang