Tubuh itu meronta,
Meluluh lantak ke lantai porselin
Seperkian detik dengungan panjang dengan garis hijau itu bersahut
Isyarat tak kasat mata bahwa sang jiwa,
telah terbang bebas menjauhi fana.Empat kali.
Dirasakannya.
Kali ini,
tuhan tidak adil.Mengambil kembali yang terkasih, menyisakan goresan lama,
pada yang tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
at da moment
PoetryTemu, sapa, dan pergi. Orang asing, Cinta, Persepsi. Berjumpa secara tak terduga, hingga memberi sebuah cerita. Ini bisa saja patah hati, Bisa juga putus asa, Bisa juga mati rasa. Note : Ini murni coretan yang saya buat sendiri. Imajinasi yang mel...