05- KEMBALI DI SERANG

2 0 0
                                    

Jehwa yang awalnya ingin melakukannya pekerjaannya yang tertunda beberapa waktu untuk menyelesaikan misi dan urusan lainnya sebelumnya kini kembali tertunda akibat hama yang tidak di undang membuatnya kini menjadi malas untuk berada di ruangannya.

Jehwa langsung keluar dan menemui asistennya tadi yang baru saja menyeret gadis tidak tau diri tadi dengan kondisi mengenaskan. Jehwa memberikan perintah untuk menemuinya di ruang rapat setelah mengambil semua yang penting untuk ia urus.

Dion kini berada di sebuah ruangan rapat di lantai atas tepatnya masih berada di sekitar kantor Nonanya yaitu Jehwa. Kini Jehwa menatap berkas dengan teliti dan tidak menoleransi sedikitpun kesalahan itu. Jehwa merasa puas dengan kinerja semua orang yang ada di bawah naungannya itu.

"Semuanya bagus dan sempurna tanpa celah. Untuk ini, tolong ajukan ke perusahaan Regantara Corporation untuk lebih lanjut menangani semuanya dan yang ini tolong ajukan ke perusahaan luar untuk di tangani juga," Jehwa mengeluarkan 2 map berbeda dan menjelaskan satu per satu apa yang harus di lakukan di map itu.

"Baik Nona. Apa masih ada lagi?" Tanya Dion pada Jehwa yang masih duduk di salah satu kursi di ruang rapat itu.

"Tida---"

Ting!

Sebuah notifikasi muncul di hp Jehwa yang menandakan suatu alarm darurat. Ucapannya sebelumnya terpotong akibat alarm notifikasi yang muncul di ponselnya.

Tidak mungkin musuh bergerak di saat masih siang seperti ini! Jadi bagaimana bisa. Jehwa kini mengingat bahwa di belahan bumi lain ada yang masih malam hari. Sial! Ia kecolongan lagi.

"Dion minta Hans untuk turun langsung ke sana!" ucapnya dengan mengeraskan suaranya dengan aura yang tidak baik-baik saja.

"Baik saya sampaikan sekarang," sahut Dion langsung menghubungi Hans tidak lama lalu semua persiapan langsung pergi dari sana. Jehwa yang juga merasa tidak baik-baik saja langsung pergi kesana untuk membantu mereka yang berada di sana.

Tidak lupa ia membawa semua teknologi canggihnya itu untuk ikut. Ya siapa lagi kalau bukan Ser, Glade, Vernon, dan Zillva. Mereka sangat berguna.

Tanpa menunggu waktu lama ia pergi tanpa harus menjelaskan apapun lagi pada Dion. Sial kecolongan untuk ke dua kalinya cukup merugikan dirinya. Apa perlu ia meminta Albert untuk turun tangan? Tentu saja tidak!

*******



Pria bermata biru itu kini terbaring di sebuah ruangan putih dengan beberapa alat bantu untuk menopang hidupnya. Kejadian yang sangat tidak enak itu masih ada di dalam kepalanya yang beristirahat sekarang.

Wajahnya yang tenang tanpa ada sedikitpun kurangnya hanya ada luka di kepalanya akibat pukulan keras dan juga luka tembak yang berada di perut dan juga luka sayatan di tangan dan di bahu pria itu.

Asistennya yang selalu mendampingi tuannya itu kini duduk di samping tempat tidur pasien dengan menundukkan kepalanya. Tidak menyangka bahwa tuan mudanya akan berada di posisi seperti ini.

"Anda sampai seperti ini hanya untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik tapi anda selalu tidak memikirkan keselamatan anda sedikit pun Tuan muda," lirihnya sakit saat melihat penampilan Tuannya yang begitu rapuh dan hancur dari dalam.

Eugh

Suara lenguhan terdengar menandakan laki-laki itu kini sudah sadarkan diri dari obat bius yang di terima selama menangani lukanya kala itu.

"Tuan muda,"

"Ini dimana?" tanyanya dengan suara lirih.

"Anda berada di markas Tuan,"

ONLY YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang