Anggara pernah bercerita, kalau dirinya menyebarkan hoax agar bisa batal menikah. Tapi pada faktanya Anggara menyuntikkan virus HIV kepada adik perempuan Anto. Orang yang dijodohkan dengan Anggara, memanglah adik Anto, orang yang sangat Anto jaga selama hidupnya.
Karena musibah itu Anto harus kehilangan sanga adik satu tahun kemudian, seolah itu memang karena virus HIV yang Anggara tularkan, bukan sengaja Anggara suntikkan.
berbulan-bulan dalam duka, Anto hanya mampu memperhatikan Anggara. Sebab bisninya juga dihancurkan, dengan melalui tuntutan pengelapan dana, pencuncian uang, dan beberapa hasil pencurian besar-besaran. Anto harus menanggung semua itu, ia sempat dipenjara selama 2 tahun dan anak pertamanya juga meninggal dunia karena penyakit tanpa bisa Anto obatin.
Dendam Anto semakin menjadi, setelah keluar dari penjara Anto langsung mengawasi Anggara. Ia jadi tahu kalau seorang pedagang kecil juga Anggara usik ketenangannya.
Anto sempat menyelidiki siapa itu, ternyata sang mantan kekasih yang Anggata obsesikan. Bahkan, saat menyelinap masuk ke dalam rumahnya, Anto melihat ada ruangan rahasia yang menyimpan berbagai jenis barang Ama, lengkap dengan koleksi foto berbagai gaya dan ada juga dijepret diam-diam.
Sejak itu Anto berpikir kalau Anggara gila, ia begitu menjijikan dan kejam. Bahkan ayahnya sendiri disingkirkan demi bisa mendekati wanita yang telah bersuami.
Malam di mana kejadian Anggara ditemukan sekamar dengan Ama, Anto mendengar semua rencananya. Tama memang diatur agar pergi di tengah-tengah acara, lalu Ama dijebak dengan obat bius di taruh dalam minuman.
Anto tidak mau ikut campur, ia mulai mengumpulkan bukti lalu pergi. Demi bisa membangun bisnis lamanya lagi, ia berusaha patuh. Tidak akan mau mengusik Anggara dalam jangka waktu panjang.
Namun, Anto tetap mengira kalau Fais yang lahir dari rahim Ama adalah anak Anggara, anak hasil jebakan pria bejat itu. Maka dari itu ia juga membenci Fais sama seperti ayahnya. Sebuah bibit pasti mengikuti asalnya bukan?
Sampai di hari pertama anak kembarnya sekolah SD, Anto melihat Fais pergi masuk ke dalam gerbang. Di lain sisi ada Anggara yang telah mengawasi dari jauh. Seketika Anto merasa jijik dengan hubungan yang terjadi malam itu.
Tujuannya hanya menjauhkan Elgo dan Algi dari Fais, tapi takdir sepertinya tidak merestui. Ketiganya akrab menjadi sahabat serangkai, tanpa bisa dilarang. Sekali lagi ia ingat kalau bisninya belumlah kuat.
Beberapa kali Fais main ke rumah Anto, ia melihat anak itu cukup baik serta sopan. Sering kali juga Fais menunjukkan ketulusan hati yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang Anggara. Tapi Anto selalu berpikir anak dan ayah pasti ujungnya sama.
Hingga beberapa bulan lalu, Anggara menjadi semakin berada di puncak kejayaan, tanpa adanya hukuman atas kesalahannya di masa lalu. Anto geram, ingin mengajak Tama menghancurkan orang itu bersama-sama.
Baru saja file bukti akan ditunjukkan, bisnis yang dikira tidak akan goyah malah berakhir hancur, satu penginapan ternamanya dibakar, menyebabkan kerugian besar-besaran.
Sejak itu Anto gelap mata, hatinya sakit melihat orang-orang bejat bisa berdiri tanpa tumbang. Sementara dirinya malah banyak dirugikan.
Masih mengira Fais dalah anak Anggara, dia berniat menghancurkan Anggara lewat Fais. Karena terlanjur biasa menyelipan masuk ke dalam rumah Anggara, rumah Tama juga dengan mudah Anto bobol. Lalu kejadian itu terjadi.
Sayangnya apa yang dilakukan Anto adalah sebuah kesalahan. Fais bukan anak Anggara, anak itu hanya difitnah agar rumah tangga Tama dan Ama berantakan, sayang saja pondasi awal dari rumah tangga keduanya sangatlah kokoh.
Anto menyesal, jadi dia semakin merasa bersalah saat menatap mata Fais yang nyatanya begitu polos dan tidak tahu apa-apa.
"Itu sudah satu bulan, dan Fais sudah sembuh. Hanya saja untuk percaya kebenaran Om Anggara, Fais ragu," jawab Fais jujur, setelah mendengar kesuluruhan cerita.
Anto yang paham itu langsung mengangguk cepat.
"Baiklah, Om punya sebuah bukti," jawab Anto, mengambil file bukti ke ruang kerja.
Sementara Fais hanya menunggu hingga panggilan telepon dari Anggara membuat Fais terkejut. Fais tentu segera mengakatnya, tapi setelah itu Anggara langsung berlari pergi ke luar rumah.
Anto heran melihat Fais buru-buru pergi seperti itu, ia ingin menahan tapi Fais sudah lebih dulu pergi dengan taksi.
"Kenapa anak itu?" Anto bergumam dengan rasa cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tengah (END)
Teen FictionFais hanya ingin sehebat kakaknya dan tidak dikalahkan oleh adiknya. Tugasnya sebagai anak tengah harus diam, tapi berhasil unggul tanpa apresiasi berarti.