Sosok pemuda tengah berdiri didepan beberapa orang yang memandangnya dengan tatapan seperti ingin menyerah. Sedangkan yang menjadi pusat perhatian hanya diam sambil menggaruk telinganya yang tidak gatal.
"Tas, sepatu ilang kemana?" tanya sang daddy pada putra bungsunya arga.
"Dibelakang," jawab Arga santai.
"Kenapa sepatu mahal yang abang berikan berubah menjadi barang antik seperti ini?" Kini giliran Travis yang bertanya.
Arga menyengir kuda memperhatikan kedua kakinya yang tampak keren dan sangat Fashionable dimata Arga. Sandal legendaris dengan warna yang berbeda dan pemakaian yang terbalik. Bukankah itu keren.
"Bagus kan sandalnya warnanya beda. Terus juga Vanil sengaja makenya kebalik. Biar kaya model profesional. Belenciaga aja bisa ngeluarin gelang lakban. Masa Vanil gak bisa ngeluarin sendal selen," jawab Arga yang malah membuat semua keluarganya mendesah pasrah.
"Yah gak gitu konsepnya, Tursinem!" Lelah sekali Garan menghadapi manusia kelebihan otak ini.
"Udah ih, gak usah bahas ini. Vanil itu masih marah ya sama abang! Abang sengaja ya kesekolah Vanil. Abang sengaja kan mau bongkar identitas Vanil yang sebenarnya?" Kini giliran Arga yang marah.
Otak Arga masih mengingat kejadian menyebalkan yang hampir membuat jantung Arga lepas. Kedua abang Arga yaitu Rega dan Garan datang kesekolahan Arga dan mengejar Arga hingga Arga kelimpungan. Tapi untung saja tidak ada yang menyadari hal itu. Jadi Arga masih selamat, tidak ada yang tau jika Arga anak orang kaya.
"Bongkar apa? Orang abang mau jemput kamu. Kamunya malah kabur, udah gitu tadi Vanil manjat pohon tau Dad!" Adu Garan pada sang daddy.
Sedangkan yang diadukan malah memasang muka cemberut karena masih kesal dengan perbuatan krdua abangnya yang hampir membongkar identitas Arga yang selama ini Arga sembunyikan rapat-rapat.
"Benarkah Vanil?" tanya sang daddy pada Arga.
"Tadinya itu gak mau manjat, cuman jambu nya itu yang manggil Vanil kaya gini 'Hey manusia tampan, ayok makanlah aku yang sehat lejat dan bergiji ini' gitu, jadinya Vanil manjat. Jadi yang salah jambu bukan Vanil!" cerocos Vanil menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi.
"Sejak kapan jambu bisa ngomong?" tanya Darga pada Vanil.
Saat melihat wajah Darga tiba-tiba Vanil teringat sesuatu, "Abang tadi udah ngasih makan kambing Vanil?"
"Udah,sekarang kesini!" perintah Darga dengan lembut. Dan Arga menurutinya.
Arga merebahkan kepala dengan rambut lebat dipaha Darga lalu menyelonjorkan kaki mulus dipaha Travis.
"Bang! Besok lagi bilangin sama upin-ipin. Jangan kesekolahan Vanil lagi. Malu-maluin aja!" adu Arga pada Travis.
"Lebih memalukan seseorang yang sekolah dengan sendal terbalik dan juga tas kresek!" sahut Rega yang menyindir Arga dengan mulut pedas.
"Lebih malu-maluin Abanglah, dengan percaya dirinya mau bongkar identitas Vanil. Inget ya, gak ada yang boleh tau kalo Vanil itu anak orang kaya. Nanti biasiswa Vanil dicabut dari sekolah. Terus kalo tetangga desa tau, pasti Vanil gak bakalan lagi dapet santuanan anak yatim!" Terus terang Vanil pada Rega dan Garan.
"Kamu tau, daddy itu pemilik sekolah. Dan juga daddy itu kaya raya. Bahkan jika ingin membelikanmu apapun itu pasti daddy bisa. Dan hanya uang kecil santuanan itu tidak akan seberapa dengan uang yang daddy miliki. Jadi stop ingin menjadi anak miskin Vanil! Daddymu ini kaya." Mohon sang daddy pada Arga yang tampak tidak peduli.
"Apapun cita-citamu pasti akan daddy kabulkan, percaya sama abang!" ucap Darga penuh keyakinan.
"Cita-cita Vanil adalah menjadi tukang ngarit sejati!" Bangga Vanil sambil menepuk dadanya dengan tangan yang mengepal.
"Astag Tuhan! Aku lelah! Tolong hilangkan cita-cita gila Vanil,sekarang juga," keluh Garan saat mendengar cita-cita gila Arga.
_____***
Pagi ini Arga sekolah dengan diantar oleh kedua abang kembar alias Rega dan Darga. Namun saat dipersimpangan jalan Arga memilih untuk turun, dengan alasan tak masuk akal.
"Sini aja turunnya Bang!" seru Vanil pada Rega yang tengah menyetir.
"Jangan! Masih jauh, nanti Vanil cape kejauhan jalan," tolak Garan cepat. Karena memang jarak kesekolahan masih jauh.
"Gak papa daripada nanti turun disekolah. Gawat kalo sampe ada yang tau Vanil naik mobil. Harga diri Vanil bisa turun drastis!" ucap Arga cepat. Arga tidak bisa membayangkan jika orang lain tau Arga kaya.
Akhirnya setelah perdebatan panjang Arga turun dari mobil. Dan berjalan menuju sekolah. Saat Arga tengah asik berjalan sambil bersenandung kecil. Dari arah samping ada mobil menyamai jalannya. Lalu kaca mobil terbuka, menampilkan manusia jadi-jadian.
"Aduh si miskin jalan kaki!" ejek Okin pada Arga.
Tak sudi ku berteman
Sama rakyat jelata
Mendingan lo Arga
Kelaut aja!Kan se u pay, eo, eo...
Setelah menyanyikan lagi itu Okin pergi meninggalkan Arga yang kesal bukan main, "Anak anjing emang!"
"Gue do'ain lo ngondek sampe mati. Biar jadi pihak bawah terus nangis-nangis dicabulin om pedo lo. Sebel banget gue ama dia!" sungut Arga sambil menendang botol bekas di kaki.
Sampai disekolah Arga kembali menjadi pusat perhatian, selain Arga yang nampak jalan kaki tidak seperti biasanya yang selalu memakai motor jaman purba. Penampilan Arga juga menjadi sorotan lantaran Arga nampak seperti orang benar hari ini. Seragam yang rapih, sepatu yang bagus dan terlihat sangat mahal, begitulah dengan tas yang dipakai Arga.
Mereka tau jika tas dan sepatu yang dipakai Arga adalah barang langka yang harganya sangat fantastik. Bisa membeli satu lahan sawah beserta padinya.
"Hari ini Arga kaya orang bener ya, ganteng tau!"
"Iya, ternyata kalo Arga bener, ganteng juga ya?
Bisik-bisik siswi-siswi yang berada dideket Arga. Sedangkan Arga nampak sangat kesal dengan mereka.
" Emang lo pikir, selama ini gue gak bener gitu. Gue gila? Iya..." sinis Arga pada kedua siswi yang kini sudah berlari kabur.
"Baru nyadar kalo lo selama ini rada gila?" sahut Aldi yang baru saja datang bersama Fikri.
"Monyet lo berdua!" kesal Arga.
"Tas sama sepatu lo baru ya Ga? Duit dari mana lo bisa beli barang mahal?" hardik Fikri yang menatap Arga menelisik.
"Alah! Palingan juga jual diri si Arga. Gak mungkin orang miskin kaya dia bisa beli barang mahal," sahut Okin yang kebetulan lewat bersama Keno.
"Jijik banget sama orang miskin rendahan, eoo!" timpal Keno menghina Arga.
"Tau aja lo kalo gue open bo. Asal lo tau ya, gue sekarang punya daddy, terus punya cowo-cowok hot yang bisa ngasih gue apa aja. Bapak lo aja gak mampu nyaingin kekayaan sugar daddy gue!" jawab Arga menohok.
"Dasar gak tau diri, miskin, gak punya harga diri!" Karena kalah lagi berdebat dengan Arga. Okin dan Keno memilih pergi menjauh dari Arga.
"Kata-kata hari ini, dipuji tidak terbang. Dihina setiap hari, hahaha fuck!" seru Arga lalu mengacungkan jari tengah pada seluruh siswa-siswi yang melihat kearah Arga.
Bismillah bantu vote plus komen!
Kalo vote sedikit males up ah
KAMU SEDANG MEMBACA
Argavanil
Teen FictionArgavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau a...