"Pangeran yang tampan, baik hati dan tidak sombong sepertiku. Sangat haram mendengarkan suara lolongan anjing murahan!" Balas Arga yang tak mau kalah.
"Kau!" Mata orang itu melotot dan dalam benaknya tidak percaya jika bocah lemah yang sudah tiga tahun tidak bertemu kini berubah, dan sudah berani membalas.
"Kenapa? Mau gelut, hayuk maju. Lawan Bang Travis!" Arga langsung saja bersembunyi dibalik tubuh abang sulungnya Travis yang baru saja datang. Sedangkan Travis kebingungan dengan Arga yang menumbalkan Travis untuk berhadapan dengan saudara sepupu yang seumuran dengan Travis, namanya Veno.
"Kenapa abang yang kamu tumbal kan Vanil?" tanya Travis pada Arga yang kini memegang kuat jas Travis.
Kepala Arga menyebul keluar dari persembunyian, menatap Travis dengan tersenyum kuda. "Sebenarnya berani aja sih Vanil ngelawan dia. Cuman hari ini Vanil sibuk banget, jadi Abang aja ya yang maju," alibi Arga.
Hey! Bukan berarti Arga tidak berani melawan sepupu durjanam itu. Hanya saja badan Veno itu jauh lebih berotot dan tinggi. Dan Arga juga ingat jika Veno itu sebelas dua belas dengan Travis yang sama-sama kejam. Jadi daripada Arga terluka nanti, lebih baik Arga tumbal kan Travis.
Punya Abang itu harus dimanfaatkan! Kalo gak berguna buang aja.
Veno diam-diam maju dan menarik belakang kerah baju Arga. Arga memberontak dan tak suka diperlakukan seperti ini. Emang Arga sampah apa sampai harus dipiting seperti ini.
"BANG GARAN! BANG DARGA!" teriak Arga kencang meminta pertolongan kepada kedua abangnya yang baik sedunia itu.
Vano tidak peduli dan terus membawa Arga hingga Arga didudukan dikursi sofa. "Gak usah alay, kaya mau diapain aja!"
"Gak usah pegang-pegang. Gue itu gak bisa ya terkena bakteri kekayaan. Yang boleh melekat dalam diriku hanyalah kemiskinan. Jadi jangan pegang!" tegur Arga pada Veno.
Dari dulu hingga sekarang Arga selalu bermusuhan dengan Veno karena Veno itu benci dengan Arga yang lemah dan tidak bisa berbuat banyak hal. Veno selalu mengatakan jika Arga itu menjijikkan dan tidak pantas berada di dalam keluarga Zevara. Dan itu adalah salah satu alasan Arga kabur dari mansion.
Veno tersenyum tipis sampai tak ada yang menyadari hal itu. Veno sangat tertarik dengan Arga yang berbeda dari dulu. Veno dulu sangat membenci Arga karena Arga itu lemah seperti wanita sangat tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Zevara yang terkenal kuat.
Tapi pandangan Veno terhadap Arga sekarang sudah berbeda. Veno tertarik dengan Arga yang tidak tau aturan dengan mulut tajamnya. Veno rasa sekarang Veno akan memperlakukan Arga berbeda dari dulu. Mungkin Veno akan mulai menyayangi Arga sebagai adiknya.
"Bang!" panggil Arga pada Travis yang tampak tenang dengan tab ditangan.
"Hm?" jawab Travis dengan deheman.
"Besok sekolahnya gak usah pake tas sama sepatu ini lagi ya," ucap Arga sedikit memohon.
"Kenapa? Apa kurang bagus. Besok abang akan memebelikanmu barang limited edition dimana barang itu hanya kamu yang punya. Mau," sahut Veno sebelum Travis sempat menjawab.
"Dih, sejak kapan lo jadi Abang gue? Dulu aja gak pernah diakuin. Sekarang ko ngaku-ngaki, gak malu lo?" sindir Arga menohok sampai ulu hati.
Tak...
Arga mengusap bibir yang terasa sakit akibat sentilan dari Veno. "Sakit tau! sungut Arga.
"Panggil namamu dengan Vanil saat bicara dengan Abang! Dan berprilaku lah yang sopan. Karena aku adalah abangmu juga!" tegas Veno yang tak mau dibantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argavanil
Teen FictionArgavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau a...