Too Warm To Warn

4 0 0
                                    

Siang itu, Andi berdiri di beranda rumahnya yang reyot, memandang ke arah pantai yang terlihat dari kejauhan. Keringat bercucuran di dahinya, sementara matanya menyipit melawan sengatan matahari yang terik. El Niño telah melanda kampungnya di pantai barat Sumatera selama berbulan-bulan, dan ia sudah muak.

Dengan gusar, Andi meraih ponselnya dan menghubungi Budi, sahabatnya yang bekerja di BMKG. "Bro, kapan sih El Niño ini berakhir? Gue udah nggak tahan nih!"

Budi menghela napas di ujung telepon. "Sabar, Ndi. Prediksi kami, paling cepat 3 bulan lagi baru ada perubahan signifikan."

"Tiga bulan?!" Andi mengerang frustasi. "Lu nggak tau sih keadaan di sini. Panas begini, bau kotoran manusia dimana-mana. Orang-orang masih aja buang hajat sembarangan!"

Andi menatap nanar ke arah gang-gang sempit di kampungnya. Pemandangan kotoran manusia yang berceceran bukanlah hal baru, tapi dengan cuaca sepanas ini, baunya semakin tak tertahankan. Ia merasa muak, namun juga sadar bahwa ini adalah realitas yang harus dihadapi setiap hari.

"Gue ngerti sih kebiasaan udah susah diubah," Andi melanjutkan, "tapi masa iya kita harus hidup kayak gini terus? Nggak ada toilet yang bener, MCK aja cuma ada beberapa yang layak. Gimana mau hidup sehat?"

Setelah menutup telepon, Andi duduk di depan laptopnya yang usang. Dengan tekad bulat, ia membuka Facebook dan mulai mengetik:

"Saudara-saudaraku warga Pantai Barat Sumatera, khususnya di kampung kita tercinta. Sudah saatnya kita bersuara dan meminta perhatian pemerintah. Kita butuh toilet dan MCK yang layak! Kita butuh sosialisasi tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan! Panas-panas begini, bau tak sedap dimana-mana. Mari kita bersama-sama meminta perubahan untuk kehidupan yang lebih baik!"

Andi menekan tombol 'Post' dengan harapan postingannya bisa viral dan menarik perhatian pihak berwenang. Ia tahu ini mungkin langkah kecil, tapi setidaknya ia sudah mulai bertindak untuk perubahan yang ia impikan.

Too Warm To WarnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang