Siang itu, Kota Tua Jakarta dipenuhi oleh kerumunan anak muda dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka berkumpul di sebuah lapangan terbuka, membentuk lingkaran besar dengan wajah-wajah penuh semangat. Di tengah lingkaran, terhampar berbagai hasil karya kreatif yang menakjubkan - dari batik kontemporer hingga ukiran kayu modern.
"Ayo, giliran gue!" seru Mila, gadis Sunda dengan rambut dikepang. Ia mengeluarkan sebuah wayang golek mini yang telah dimodifikasi dengan unsur cyberpunk. "Wayang Golek 3000, siap beraksi!"
Teman-temannya bersorak kagum. Made, pemuda Bali, tertawa, "Wah, keren banget! Tapi lihat nih..." Ia mengeluarkan sebuah ogoh-ogoh mini yang bisa bergerak sendiri. "Ogoh-ogoh Robot!"
Suasana semakin riuh. Para pemuda itu mulai berdebat tentang keunikan dan kreativitas masing-masing karya, layaknya sedang memainkan kartu Yu-Gi-Oh. "Batik Hologram gue pasti ngalahin Ogoh-ogoh Robot lu!" teriak Radit dari Pekalongan.
Pengunjung Kota Tua mulai berdatangan, tertarik oleh keramaian yang tidak biasa. Mereka menonton dengan takjub saat para pemuda ini memamerkan hasil karya mereka satu per satu, disertai cerita dan filosofi di baliknya.
Di tengah perdebatan sengit tentang siapa yang memiliki karya terbaik, tiba-tiba Mila tertawa terbahak-bahak. "Guys, kalian sadar nggak sih? Kita kayak anak kecil main kartu nih!"
Seketika, suasana tegang mencair. Mereka semua ikut tertawa, menyadari kekonyolan situasi ini. Made nyengir lebar, "Eh, daripada debat nggak jelas, mending kita tukeran deh. Gue pengen belajar bikin batik hologram nih!"
Ide itu disambut antusias. Para pemuda mulai bertukar karya, berbagi cerita dan teknik pembuatan. Radit dengan senang hati menukar batik hologramnya dengan wayang golek cyberpunk Mila. Made memberikan ogoh-ogoh robotnya pada Asep dari Bandung, yang membalasnya dengan ukiran bambu futuristik.
Hari itu, di tengah hiruk pikuk Kota Tua, terjalin persahabatan baru yang indah. Mereka pulang dengan hati gembira, membawa pulang tidak hanya karya baru, tapi juga pengalaman dan persahabatan yang tak ternilai. Kreativitas telah menyatukan mereka, melampaui batas suku dan budaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Warm To Warn
Short StorySekumpulan cerita pendek dari semua berita, fenomena, pantauan, pandangan dari penulis akan keresahannya di masyarakat. Mulai dari hal remeh, cinta-cintaan, yang biasa ditemui, sampai yang mustahil terpikirkan oleh orang awam. Notes: Tulisan dibantu...