Integrity

2 0 0
                                    

Langit senja memerah di atas perbukitan yang mengelilingi kampung kecil di perbatasan. Dua lelaki, Reza dan Adi, terduduk lemas di dalam sebuah gubuk reyot. Tangan mereka terikat, wajah lebam dan berdarah. Suara-suara keras terdengar dari luar - anggota kelompok separatis yang menawan mereka sedang berdebat sengit.

"Rez, kamu masih kuat?" bisik Adi, suaranya serak.

Reza mengangguk lemah. "Selama napas masih ada, aku tidak akan menyerah pada mereka."

Pintu gubuk terbuka kasar. Seorang pria bertubuh kekar masuk, wajahnya keras penuh kebencian. "Kalian masih keras kepala? Negara kalian itu tidak peduli pada kita! Bergabunglah, dan kita akan merdeka!"

Adi menatap tajam. "Tidak akan. Negara ini rumah kami. Kami tidak butuh kemerdekaan palsu yang kalian tawarkan."

Pria itu menggeram marah. Ia mulai memukuli Reza dan Adi tanpa ampun. Jeritan kesakitan memenuhi udara malam.

Entah berapa lama waktu berlalu. Reza merasakan tubuhnya semakin lemah. Ia menoleh ke arah Adi, sahabatnya sudah tidak bergerak.

"Adi... Adi!" Reza mencoba memanggil, tapi tak ada jawaban.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan ledakan dari luar. Para penawan panik. Reza samar-samar mendengar teriakan "TNI datang!"

Dalam sekejap, gubuk itu dipenuhi asap dan suara gaduh. Reza merasakan seseorang memotong tali yang mengikatnya.

"Bertahanlah, Pak. Anda aman sekarang," ujar seorang tentara sambil menggendong Reza keluar.

Di rumah sakit, Reza perlahan pulih. Ia berduka atas kepergian Adi, namun tekadnya semakin kuat.

Kepada penyidik yang mewawancarainya, Reza berkata lirih, "Saya tahu negara ini tidak sempurna. Tapi saya yakin, dengan Pancasila sebagai pedoman, negara ini selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Paham radikal separatis itu... hanya akan membawa kehancuran."

Reza memandang ke luar jendela, menatap bendera merah putih yang berkibar di kejauhan. "Untuk Adi, untuk kampung kami, dan untuk semua rakyat Indonesia... kami akan terus berjuang dalam NKRI."

Too Warm To WarnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang