Happy Reading!
[ ... ]
Setelah beberapa jam lalu perkenalan dan memulai pelajaran, Sarada kini sendiri dikelas itu. Bukan karena dia tak memiliki teman, ada yang mau berteman dengannya, dia bernama chouchou. Ya, dia teman pertama Sarada, Sarada harap kedepannya bisa lebih akrab lagi.
Chouchou sudah mengajaknya ke kantin karena temannya itu sangat doyan makan, namun, Sarada menolak. Ia tak nafsu makan apalagi di tempat ramai bernama kantin itu.
Ia memandang seragam yang ia kenakan, seragam ini dirinya punya karena dulu sangat ingin tau bagaimana bentuk dari seragam sekolah. Entah ayahnya mengambil seragam ini dari sekolah mana yang penting seragam ini terlihat bagus dan indah dimata Sarada.
Ia tak tau harus kemana, ia tau semua ini dari internet, namun baru kali ini melihatnya. Seperti bangku yang di isi murid-murid, kantor guru, perpustakaan, taman, dan kantin. Ia dulu semasa di rumah pernah berharap bisa mengunjungi tempat itu semua dan harapannya terkabul walau ada miliknya yang harus di ambil.
Sarada terus melamun memikirkan apa yang terjadi sekarang dengan sebuah harapan yang dulu ia pendam.
Bisa dibilang ia begitu norak karena hanya melamun saja, kebanyakan siswa-siswi disini jika tidak pergi ke kantin pasti bercerita bersama temannya atau tidak bermain ponsel.
Sarada tak memiliki ponsel, jika kalian tanya darimana ia menelusuri semua ini di internet, ia pinjam ponsel milik pelayan di rumahnya.
Ayahnya melarang keras dirinya bermain benda pipih itu entah apa alasannya, ini memang jika dipikirkan Sarada sedikit berlebihan. Ayahnya terlalu mengekang dirinya yang berakibat ia di cap sebagai anak polos atau culun.
Namun Sarada hanya bisa menurut dan mencoba melupakan keegoisan almarhum ayahnya, ini bisa menjadi pelajaran baginya untuk kedepannya nanti.
Ia ingin membaca buku di depannya sekarang, namun, entah mood bacanya tengah tidak baik-baik saja.
Sarada sedikit terkejut saat seseorang duduk di bangku depannya menghadap padanya langsung.
Seseorang yang ia kenal kakak dari himawari ada didepannya, memandang dirinya datar.
"Kakak hima?"
"Boruto." Koreksi Boruto.
Sarada mengerling tak paham.
Boruto menghela nafas lelah, "Nama gue, Uzumaki boruto, panggil boruto." Perjelas nya.
Sarada mengangguk paham.
Memang benar ia belum mengetahui nama dari kakak himawari itu, ia hanya mengenal himawari karena semalam sempat tidur bersama.
"Ada apa?" Tanya Sarada.
Boruto mengeluarkan sebuah kotak makan yang ia bawa dan menaruh didepan Sarada.
Ia membuka bekal tersebut dan menyodorkan di depan Sarada.
"Makan." Titahnya.
Sarada terdiam.
Apa ini? Kenapa boruto malah memberinya bekal yang seharusnya milik Boruto sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENT GIRL | BORUSARA
Fiksi Remajabefore reading don't forget to follow first! .. Boruto Uzumaki, Pemuda itu bisa saja memahami keadaan yang menimpa seorang gadis anak dari sahabat ayahnya. Namun, boruto anak yang dingin dan malas jika diberi tugas, tapi sekarang harus menerima tu...