Salju sudah menyelimuti negara mereka sekarang. Dan selimut rajut buatan Wonbin sudah selesai. Wonbin memakainya dengan senang hati seraya meminum susu coklat yang hangat.
Tapi ia masih punya projek rajut lainnya. Yaitu sweater yang baru jadi setengah.
"Buat cookies ah." Wonbin menyiapkan bahan bahannya. Ia membaca buku resep sambil bereksperimen pelan-pelan. Natal akan tiba sebentar lagi. Dan Wonbin menyiapkan semuanya.
Seusai itu, ia memanggang cookies di dalam oven. Lalu pergi ke kebun tuk memetik tomat. Ia juga membuat adonan Pizza karena Wonbin ingin itu.
Pizza dan cookies akhirnya matang, Wonbin akhirnya menikmatinya sambil membaca buku novel yang sedang tren belakangan ini.
Malam hari, pintu rumah diketuk. Wonbin yang baru saja selesai mandi segera membukanya. Dengan rambut yang baru setengah di keringkan, hingga airnya menetes sepanjang Wonbin berlari. Akibatnya ia terpleset diruang tamu hingga menjerit kesakitan. kepalanya membentur ujung meja hingga mengeluarkan darah.
Pintu akhirnya dibuka sendiri oleh si tamu akibat panik mendengar suara Wonbin. Tak peduli atas tindakannya yang mungkin kurang atau tidak etis, yang paling penting adalah Wonbin.
"Wonbin!"
"S-Sungchan.." air mata Wonbin menetes. Kepalanya sakit, pun dengan kakinya. Dan ia panik karena darah yang keluar dari kepalanya.
Tubuhnya di angkat ke sofa. Sungchan segera berlari keluar. Mengambil peralatannya di mobil dan mengobati Wonbin.
Wonbin lemas. Sedari tadi terdiam. Sungchan memeluknya seraya menepuk lengannya. "Tak apa Wonbin. Kau baik-baik saja."
Dan Wonbin belum berhenti menangis. Sungchan menenangkannya. Ia tak akan bosan hingga Wonbin merasa tenang.
Sungchan mengubah posisi Wonbin menjadi berbaring. Kepala Wonbin di pahanya. Sedangkan Wonbin terdiam seraya mengatur nafas. Selagi Sungchan mengusap rambutnya yang basah.
Sungchan mengambil stetoskop. Menempelkannya di perut Wonbin hingga ia bisa mendengar dua detak jantung yang saling bersahutan. Lalu ke arah dada. Ia bisa mendengar jantung Wonbin yang berisik.
"Nghh..Sungchan." bisik Wonbin. Sungchan tersadar, rupanya ia tak sengaja menyenggol puting dada Wonbin.
Ia pun mencoleknya lagi. Wonbin mendesah lagi, kali ini dengan kesal. "Sungchaan!"
"Apa~?"
"Hentikan."
"Tidak mau ah."
"Sungchan—aah!" Jari itu memutar di putingnya. Wonbin menatapnya kesal dan mencubit tangannya hingga pria itu mengaduh kesakitan dan ia bangun dari sofa. "Dasar cabul!" Ia meninggalkannya. Tetapi Sungchan menangkapnya dan memeluknya. "Jangan merajuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [Wonbin harem]
Fanfic¡harem series! "I never expected my life would change like this.."