CHAPTER 15 : Faye

15 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suara dari gemerisik dedaunan yang hancur terpecah belah akibat kuinjak terdengar jelas, burung-burung yang berkicauan didahan pohon yang tinggi dan kokoh. Suara dari roda koperku melewati ranting-ranting kecil yang berjatuhan.

Tatapan melihat sekeliling yang cukup sepi, hanya pepohonan yang tinggi hampir seperti menutupi sebagian langit, ini jauh berbeda sejak terakhir aku datang melewati jalan ini. Aku merasakan sesuatu yang lain berbeda dari jalan ini.

Entah kenapa, angin lebih dingin disini.

Pukk!

Sebuah tangan menepuk pelan pundakku. Membuatku melotot terkejut, hampir pita suaraku tidak keluar karena terlalu takut.

"Eh? Maaf..apakah aku mengejutkanmu?"

Suara itu, sungguh lembut.

Aku menatapnya dengan bingung dan gugup, bagaimana ada seorang gadis secantik ini dijalan setapak seperti ini? Bukankah ditempat ini ada peraturannya, jika anak gadis tidak boleh jalan sendirian?

"Sedikit.."

Akhirnya, suaraku keluar setelah terpendam beberapa saat. Dia cekikikan pelan, mungkin merasa tidak enak?

"Maafkan aku"

"Kau seperti orang kebingungan, yang jalan di tempat sepi seperti ini"
Katanya lagi, apakah dia penghuni baru di gang ini?

"Hampir, aku sudah lama tidak jalan disini, jadi sedikit asing"

Bibir pink nya sedikit melengkung dengan kelopak matanya yang ikut melengkung, mengangguk.

"Iya, kau baru pertama kali kulihat"

"Aku Faye"

Tangan putihnya terulur, seperti dia ingin menjabat tanganku. "Varius.."

Halus dan lembut, itulah yang kurasakan.

"Baiklah Varius, kau ingin kemana? Aku bisa mengantarmu! Aku kan ahli dalam pertunjuk arah, kau bisa mengandalkan ku!"

Senyumannya lebar, dia antusias sekali. "Aku hanya ingin kerumah nenek ku saja, diujung sana"

Kataku dan menunjuk keujung jalan setapak, seperti rumah nenekku adalah garis finish dari jalan setapak ini.

Dia menoleh kearah yang kutunjuk, dan mengangguk tersenyum. "Baiklah! Aku bisa mengantarmu!"

Katanya dan begitu cepat dia meraih koperku, lalu menyeret nya sambil berjalan. "Eh! Tunggu!"

Jalan setapak ini cukup panjang, entah sudah berapa menit aku berjalan disini, banyak pohon-pohon yang sudah kulewati, namun hampir semua pohon itu sama.

Mataku meliriknya, Faye wajahnya sama seperti Sina, namun sikapnya 24/7 itu Vara. Mereka bergabung?

Pipinya yang sedikit gembul dengan wajahnya yang bulat, kulit putih dan halus. Sepertinya sejak kecil dia sudah merawat kulitnya. Rambut hitam sepinggang nya yang lembut dan mengkilat, belum kusentuh saja aku sudah bisa merasakan, betapa lembutnya itu juga menyentuh tanganku yang kasar.

MEET YOU, AT THE SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang